Junta Myanmar Incar Gerakan Mogok Massal

Pemerintah militer Myanmar telah menangkap 500 orang.

AP/STR
Demonstran berkumpul di dekat Pagoda Sule untuk memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu, 17 Februari 2021. Pakar PBB tentang hak asasi manusia di Myanmar memperingatkan prospek kekerasan besar ketika demonstran berkumpul lagi Rabu untuk memprotes penyitaan militer kekuasaan.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Junta militer Myanmar mengeluarkan surat penangkapan terhadap enam selebritas yang mengajak masyarakat mogok massal yang telah melumpuhkan pemerintahan sejak kudeta 1 Februari lalu. Kini, pemerintah militer telah menangkap 500 orang.

Baca Juga

Pada Rabu (17/2) malam, pasukan keamanan melepaskan tembakan di kota kedua terbesar di Myanmar saat berhadapan dengan pegawai rel kereta api yang menghentikan operasi kereta sebagai bagian dari gerakan pembangkangan massal. Seorang warga mengatakan satu orang terluka dalam insiden itu.

Ratusan ribu orang kembali turun ke jalan pada Rabu kemarin untuk memprotes kudeta dan penahanan Aung San Suu Kyi yang terpilih dengan sah. Pada Kamis (18/2) pagi, polisi memerintahkan puluhan pengunjuk rasa di persimpangan dekat sebuah universitas di Yangon untuk bubar.

Namun, mahasiswa kembali berkumpul dengan jumlah lebih besar. Unjuk rasa di Myanmar kali ini berjalan lebih damai dibandingkan pembubarkan paksa mematikan pemerintah militer sebelumnya yang berkuasa selama hampir setengah abad. Tetapi pembangkangan sipil berdampak pada urusan pemerintahan.

Baca juga : Junta Myanmar Janji Adakan Pemilihan dan Serahkan Kekuasaan

 

Angkatan Bersenjata Myanmar mengumumkan, enam orang selebritas termasuk sutradara film, aktor, dan penyanyi menjadi buron. Sebab, mereka melanggar undang-undang antipenghasutan yang mendorong pegawai negeri turun ke jalan.

Mereka didakwa dengan pasal yang membuat mereka dapat dihukum dua tahun penjara. Beberapa selebritas yang masuk dalam daftar itu melakukan perlawanan.

"Luar biasa untuk melihat betapa bersatunya rakyat kami, kekuatan rakyat pasti kembali ke rakyat," kata aktor Lu Min di halaman akun Facebooknya.

Meskin junta meminta pegawai negeri kembali bekerja dan mengancam akan mengambil tindakan bila tidak mematuhi perintah militer. Hingga kini belum ada tanda-tanda pembangkangan massal akan mereda. 

 
Berita Terpopuler