Disdik Jabar Atur Cara Vaksinasi Guru Lebih Cepat

Disdik akan menyarankan pemeriksaan kesehatan guru dilakukan lebih awal.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) akan mengajukan vaksinasi Covid-19 untuk sekitar 28 ribu guru dan tenaga pendidikan. Disdik pun mengatur cara agar nantinya pelaksanaan vaksinasi bisa berjalan lebih cepat.

Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi memperkirakan penyuntikan vaksin Covid-19 untuk sejumlah guru bisa dimulai pada pekan ketiga Maret mendatang. Untuk mengoptimalkan waktu, kata dia, nantinya guru atau tenaga pendidikan yang akan disuntik vaksin diminta terlebih dulu memeriksakan kondisi kesehatan.

Biasanya pemeriksaan kesehatan atau screening dilakukan bersamaan dengan waktu vaksinasi. “Minimalnya tensi harus sudah terukur. Karena, yang membuat lama itu adalah screening pada saat di meja kedua, dilakukan tensi sama pemeriksaan kesehatan lainnya. Kalau tensi di atas 140, ditunda dulu kan (penyuntikan vaksinnya),” kata Dedi, Rabu (17/2).

Dedi pun menyoroti soal tempat pelaksanaan vaksinasi. Ia berharap guru dan tenaga pendidikan ini bisa ditampung untuk vaksinasi di tempat pelayanan kesehatan. Sebagai alternatif, kata dia, Disdik merekomendasikan penggunaan sarana sekolah untuk tempat vaksinasi, seperti aula.

“Jadi, nanti kita akan mengajukan solusi-solusi tempat, seperti aula di sekolah dan sebagainya, sebagai perpanjangan posyankes (pos pelayanan kesehatan) agar menjadi gedung tambahan,” ujar dia.

Menurut Dedi, dinasnya sudah membahas soal alternatif lokasi vaksinasi dalam agenda rapat pimpinan. Ia mengeklaim usulan itu direspons baik oleh pihak sekolah. “Mereka (pihak sekolah) siap, tapi kita juga menunggu hasil sosialisasi Dinas Kesehatan provinsi ke kabupaten/kota. Karena kan strategi penambahan itu berada di kabupaten/kota,” kata dia.

Dedi mengatakan, Disdik Jabar pun akan berupaya terus melakukan sosialisasi agar para guru dan tenaga pendidikan mau mengikuti vaksinasi Covid-19. “Sebab, hal itu sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujarnya.

 
Berita Terpopuler