Warga Eropa Pilih-Pilih Vaksin Covid-19

Banyaknya pilihan vaksin Covid-19 membuat banyak warga Eropa pilih-pilih

www.freepik.com.
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAW -- Banyak orang Eropa yang pilih-pilih untuk vaksin Covid-19 karena terdapat banyak pilihan. 

Baca Juga

Saat suntikan AstraZeneca diluncurkan ke negara-negara Uni Eropa (UE) bulan ini. Keberadaannya bergabung dengan dosis Pfizer dan Moderna yang sudah tersedia. Kondisi itu justru membuat beberapa orang menolak tawaran vaksin yang mereka anggap bukan yang terbaik. 

Seperti Polandia mulai memvaksinasi guru pada Jumat (12/2) dengan vaksin AstraZeneca. Beberapa merasa was-was tentang antrean untuk vaksin yang mereka yakini kurang efektif dibandingkan yang lain.

Direktur sekolah dasar dan menengah di distrik Wilanow selatan Warsawa, Ewelina Jankowska, mengatakan tidak ada seorang pun di sekolahnya yang antusias untuk mendapatkan suntikan AstraZeneca. Padahal mereka sangat ingin mendapatkan perlindungan terhadap virus yang telah merusak kehidupan mereka dan siswa sekolah.

“Saya masih takut akan penyakit ini lebih dari vaksin AstraZeneca,” kata Jankowska, yang terinfeksi Covid-19 pada November dan pemulihannya sangat lambat.

Sedangkan di Siprus, Menteri Kesehatan, Constantinos Ioannou, memperingatkan bahwa memilih satu di atas yang lain berisiko menunda inokulasi. Dia mengingat terbatasnya pengiriman vaksin Pfizer dan Moderna dalam beberapa minggu mendatang. 

"Ketiga vaksin mengurangi rawat inap dan kematian secara drastis," ujar Ioannou. 

Beberapa dokter Italia di sektor swasta menolak suntikan AstraZeneca, mengatakan mereka ingin suntikan Pfizer atau Moderna diberikan kepada petugas kesehatan masyarakat. “Untuk populasi berisiko, petugas kesehatan, mereka harus menggunakan strategi vaksinasi yang sama untuk semua orang dan tidak menimbulkan diskriminasi," kata ahli bedah plastik Roma yang membantu mengelola grup dokter swasta di Facebook, Dr. Paolo Mezzana. 

AstraZeneca, sebuah perusahaan Anglo-Swedia, mengembangkan vaksinnya dengan University of Oxford. Sementara regulator di lebih dari 50 negara, termasuk badan pengawas obat-obatan UE, telah mengizinkan penggunaannya secara luas. 

Beberapa negara Eropa telah merekomendasikan vaksin tersebut hanya untuk usia di bawah 65 tahun. Negara lain telah merekomendasikannya untuk berusia di bawah 55 tahun, karena uji coba AstraZeneca melibatkan sejumlah kecil orang lanjut usia.

CEO AstraZeneca, Pascal Soriot, mengakui kritik tersebut. Hanya saja dia membela regulator telah meninjau data dan menganggap vaksin tersebut aman dan efektif. 

Soriot menyatakan, vaksin Covid-19 kekurangan pasokan dan suntikan AstraZeneca menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah. Kondisi itu merupakan tolok ukur terpenting dalam memerangi virus yang telah menewaskan lebih dari 2,3 juta orang di seluruh dunia.

“Apakah itu sempurna? Tidak, ini tidak sempurna, tapi bagus. Kami akan menyelamatkan ribuan nyawa dan itulah mengapa kami datang bekerja setiap hari," ujar kata Soriot. 

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan vaksin AstraZeneca sekitar 63 persen efektif mencegah gejala Covid-19 setelah dua dosis. Itu kurang dari 95 persen keefektifan yang dilaporkan oleh Pfizer dan Moderna. 

Meski hasil menunjukan yang cukup jauh, tetapi para ahli berhati-hati terhadap perbandingan tersebut. Sebab, studi dilakukan pada waktu yang berbeda dan dalam kondisi yang berbeda. Selain itu, semuanya terbukti sangat efektif mencegah penyakit serius dan kematian.

"Jika Anda ditawari vaksin yang disetujui, ambillah. Mereka semua ditemukan aman. Vaksin adalah cara dunia kembali ke semacam normalitas," ujar direktur London School of Hygiene and Tropical Medicine, Peter Piot. 

Hal yang menambah masalah AstraZeneca adalah kritik dari UE tentang kekurangan pengiriman, kurangnya persetujuan di AS, dan studi pendahuluan tentang kemampuan vaksin untuk memerangi varian Covid-19 yang ditemukan di Afrika Selatan. Namun, sisi lain yang menguntungkan adalah karena lebih murah dan dapat disimpan pada suhu lemari es, bukan suhu yang jauh lebih dingin yang diperlukan untuk vaksin Pfizer dan Moderna. 

 
Berita Terpopuler