'Ada yang Untung dari Isu Kudeta Demokrat'

Setidaknya, nama Moeldoko, AHY, dan Partai Demokrat semakin dikenal luas masyarakat.

Republika/Rakhmawaty La'lang
(dari kiri) Pengamat politik Karyono Wibowo, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Lukman Edy, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro saat menjadi pembicara dalam Forum Legislasi dengan topik Revisi UU Pilkada di Media Center, Kompleks Parlemen, Sen
Rep: Rizky Suryarandika Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menganalisa dampak isu kudeta partai Demokrat yang muncul pada awal bulan ini. Dia mengamati, justru ada pihak-pihak yang diuntungkan atas fenomena politik tersebut.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelumnya mengungkap terdapat pihak yang tengah mengancam Partai Demokrat. Menurut AHY, pihak tersebut adalah gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko langsung bereaksi atas tuduhan AHY. Moeldoko membantah terlibat upaya kudeta walau mengakui pertemuan dengan kader Demokrat.

Untuk sementara ini, kata Karyono, keuntungan politik dari polemik pemberitaan tentang isu pengambilalihan kepemimpinan partai Demokrat dapat diperkirakan ada keuntungan dari aspek popularitas bagi Moeldoko dan AHY serta Demokrat. "Setidaknya, nama Moeldoko, AHY, dan Partai Demokrat semakin dikenal luas masyarakat," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Republika pada Rabu (10/2).

Karyono menyebut, Moeldoko yang belum sepopuler AHY, bisa mendapat manfaat secara politik (political benefits). Minimal, nama Moeldoko semakin dikenal oleh publik.

 

 

Namun, menurutnya, dalam pertarungan politik elektoral dengan sistem pemilihan langsung, seorang kandidat tidak cukup hanya memiliki ketenaran. "Untuk memenangkan kompetisi sekurang-kurangnya harus memiliki 6 modal, yaitu popularitas (popularity), disukai (likeable), dapat diterima (acceptable), tingkat keterpilihan (elektability), uang (money) dan dukungan partai," ungkap Karyono.

Karyono mengingatkan, mereka yang coba ambil keuntungan dari isu kudeta Demokrat sebaiknya berpikir bijak. Sebab, popularitas saja tak menjamin terpilihnya seseorang dalam pesta demokrasi.

"Semua kandidat baik Moeldoko maupun AHY tidak cukup hanya bermodalkan popularitas tetapi harus memiliki 6 modal seperti tersebut di atas," ujar Karyono.

 

Hingga saat ini, Partai Demokrat enggan mengumumkan siapa atau kapan kader yang terlibat upaya kudeta bisa ditindak dan diumumkan kepada publik. Para kader yang diduga terlibat dalam upaya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) masih dalam proses pendalaman. Utamanya, di Dewan Kehormatan dan Mahkamah Partai. 

 
Berita Terpopuler