Ini Temuan WHO Soal Kebocoran Lab di Wuhan

Pemimpin Misi WHO Peter Ben Embarek menjawab hipotesis soal kebocoran lab di Wuhan.

AP / Ng Han Guan
Anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia terlihat mengenakan alat pelindung selama kunjungan lapangan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan Hubei untuk kunjungan lapangan satu hari lagi di Wuhan di provinsi Hubei China tengah Selasa, 2 Februari 2021. Tim WHO adalah menyelidiki asal-usul pandemi virus corona telah mengunjungi dua pusat pengendalian penyakit di provinsi tersebut.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Tim ilmuwan internasional gabungan WHO dan ilmuwan Cina tengah menyelidiki asal-usul Covid-19 selama empat pekan terakhir di Wuhan. Mereka berusaha menjawab sejumlah dugaan tentang asal-usul virus yang menyebar ke berbagai belahan dunia ini. Termasuk teori kebocoran lab sebagai pemicunya. Jawabannya?

Berdasarkan temuan sementara, kemungkinan virus SARS-CoV-2 berasal dari kebocoran laboratorium di Institusi Virologi Wuhan ternyata sangat kecil. Hal itu diungkapkan Pemimpin Misi WHO Peter Ben Embarek.  

Ia mengatakan, kebocoran virus dari Wuhan sepertinya tidak mungkin sehingga tidak disarankan untuk penelitian di masa depan. "Penemuan ini menunjukkan bahwa hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin untuk menjelaskan masuknya virus ke populasi manusia," kata Embarek dilansir dari Arab News pada Rabu (10/2).

Meski begitu, ilmuwan Denmark Thea Koelsen Fischer mengatakan, anggota tim tetap tidak menyampingkan penyelidikan lebih lanjut soal itu bila ada petunjuk baru di masa mendatang.

The Wuhan Institute of Virology atau Institut Virologi Wuhan diketahui menyimpan banyak sampel virus di laboratoriumnya. Hal itu dijadikan dasar dugaan kebocoran di tempat itu, baik disengaja atau tidak, sebagai penyebab munculnya Covid-19. Mantan Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya termasuk vokal menyuarakannya. Cina membantah keras tudingan itu.

Embarek yang merupakan pakar keamanan pangan dan penyakit hewan WHO menyampaikan kunjungan ke Wuhan sejauh ini belum secara dramatis mengubah pemahaman tentang asal-usul virus corona jenis baru. Hasil kunjungan itu lebih pada menambah 'detail' penelitian.

Ia menjelaskan, ilmuwan mendapati virus itu mungkin telah ditularkan ke manusia melalui hewan liar, seperti trenggiling atau tikus bambu. "Penularan langsung dari kelelawar ke manusia atau melalui perdagangan produk makanan beku juga dimungkinkan," ujar Embarek.

Sementara itu, Liang Wannian selaku kepala pihak peneliti Cina mengeklaim, tidak ada sampel virus yang menyebabkan Covid-19 di lab. Sehingga, menurutnya, tidak mungkin berasal dari sana.

Kunjungan tim WHO dianggap sensitif bagi Pemerintah Cina. Mereka khawatir akan disalahkan atas dugaan salah langkah dalam tanggapan awal terhadap wabah tersebut.

Sebelumnya, investigasi The Associated Press menemukan, pemerintah Cina membatasi penelitian wabah dan memerintahkan para ilmuwan untuk tidak berbicara dengan wartawan.

Namun, salah satu anggota tim WHO, ahli zoologi asal Inggris Peter Daszak, mengatakan, pekan lalu, bahwa mereka menikmati tingkat keterbukaan yang lebih besar daripada yang mereka perkirakan di Cina. Para peneliti diberikan akses penuh ke semua situs dan personel yang mereka minta.

Tim yang terdiri atas para ahli dari 10 negara tiba pada 14 Januari di Wuhan. Mereka mengunjungi Pasar Makanan Laut Huanan, tempat kumpulan kasus awal pada akhir 2019.

Kunjungan tim WHO membutuhkan waktu berbulan-bulan guna mendapat izin. Cina menyetujuinya karena berada di tengah tekanan internasional pada pertemuan Majelis Kesehatan Dunia WHO pada Mei lalu. Cina terus menolak seruan untuk penyelidikan yang sangat independen.

 
Berita Terpopuler