Kenapa Banyak Mualaf Menangis Saat Mengucap Syahadat?

Islam justru mengangkat orang yang menangis ke status yang tinggi.

Republika/Edi Yusuf
Kenapa Banyak Mualaf Menangis Saat Mengucap Syahadat? Keharuaan saat seorang jamaah mengucapkan kalimat Syahadat menyatakan diri masuk Islam pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017.
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak mualaf yang menggambarkan momen pengucapan dua kalimat syahadat sebagai momen paling mengharukan hingga meneteskan air mata. "Dan saya sangat diliputi dengan cinta kepada-Nya (Tuhan) dan penghargaan atas semua keindahan yang Dia ciptakan sehingga saya menangis," ujar seorang mualaf yang dikutip di About Islam.

Baca Juga

"Ini adalah momen yang sangat emosional, menyadari akhirnya Anda dapat menyebut diri Anda sebagai seorang Muslim dan menyerahkan diri kepada Tuhan," ujar yang lain.

Pada 2017, Pew Research Center memperkirakan 77 persen orang Amerika yang memeluk Islam sebelumnya beragama Kristen. Banyak dari mereka menangis selama atau setelah mengucapkan syahadat.

"Tuhan menggambarkan reaksi orang-orang yang masuk Islam setelah menyebut mereka orang-orang terdekat yang saling mencintai. Karena latar belakang mereka, dan pemahaman mereka tentang Tuhan, ketika mereka mendengar firman Tuhan yang benar, mereka dapat mengenali kebenaran. Mata mereka berlinang air mata karena secara harfiah tidak ada kata-kata untuk menggambarkan bagaimana rasanya menyerap kebenaran universal," tulis Aisha Stacey, editor Crescent Times, surat kabar Islam nasional Australia.

"Di saat budaya Barat menganggap menangis sebagai tanda kelemahan, Islam justru mengangkat orang yang menangis ke status yang tinggi, terlebih jika tangisan itu disebabkan besarnya rasa cinta dan takut kepada Allah SWT," ujar Stacey.

 

Cendekiawan Islam ternama, Ibn al Qayyim mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa ada beberapa jenis tangisan, termasuk menangis karena gembira dan bahagia. Tangisan bahagia inilah yang banyak dialami oleh para mualaf.

Ada diantara mereka yang merasakan emosi yang tidak terbendung hingga meneteskan air mata saat mendengarkan azan, mendengar lantunan Alquran meski tanpa memahami satu kata pun. Peristiwa ini bahkan telah tertulis dalam Alquran.

"Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata," (Az-Zumar: 22).

"Orang yang baru masuk Islam bisa digambarkan sebagai orang yang berjalan di dalam terang Tuhan. Sementara emosi mereka mengalir, air mata jatuh dari mata mereka yang meluap dan tubuh mereka menggigil dengan kekuatan perasaan mereka. Air mata adalah tanda hati yang lembut terbuka untuk keindahan Islam," tulis ibu tiga anak yang telah memeluk Islam sejak 2002 dan menghabiskan lima tahun di Doha, Qatar untuk mendalami Islam itu.

 

Artikel asli

 
Berita Terpopuler