Gencarkan Tracing, Menkes Ingatkan Jokowi dan DPR tak Panik 

Indonesia membutuhkan 80 ribu tracer untuk melakukan tracing pada 269 juta penduduk.

Republika/nawir arsyad akbar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/2).
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, bahwa angka kasus positif covid-19 di Indonesia diprediksi bakal terjadi lonjakan. Hal ini, seiring semakin digencarkannya strategi pelacakan atau tracing yang melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas. 

Dia juga mengaku, telah memperingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan DPR untuk tidak panik jika lonjakan kasus positif tersebut terjadi. "Saya bilang ke bapak Presiden, saya juga ingin update di forum terhormat ini, bapak ibu tidak usah panik, lebih baik kita terlihat real-nya seperti apa sehingga strategi kita benar, daripada kita melihat seakan-akan sedikit kita senang, padahal yang kenyataannya jauh lebih banyak sehingga langkah langkah kita salah," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa (9/2).

Dirinya juga memohon kepada anggota dewan untuk ikut meredam kepanikan jika lonjakan kasus itu terjadi. Hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan Kemenkes untuk mengidentifikasi secara benar orang yang positif agar bisa segera dilakukan isolasi.

Budi mengatakan, strategi menggencarkan tracing terhadap orang yang kontak dengan orang yang positif covid-19 tersebut, juga dilakukan di India yang belakangan terbukti menekan angka penularan covid-19. Nantinya, upaya tracing tersebut akan dilakukan menggunakan metode swab antigen maupun swab PCR.

Petugas kesehatan memasukkan sampel lendir kedalam wadahnya usai melakukan tes usap Antigen COVID-19 secara acak terhadap salah seorang pengunjung. (ANTARA/Ahmad Subaidi)

 

"Jadi WHO mengeluarkan dua alat testing yang mereka akui, satu yang golden standar yang swab PCR satu lagi yang bisa dipakai deteksi medis bahwa dia positif adalah swab antigen, dua alat ini sudah di-endorse oleh WHO," tuturnya. 

Dikatakan Budi, pihaknya akan bekerja sama dengan TNI-Polri terkait pengerahan Babinsa dan Babinkamtibnas untuk direkrut melakukan tracing kepada penduduk yang berkontak erat dengan pasien positif Covid-19. Kata dia, saat ini baru ada sekitar 5.000 tracer yang sudah direkrut. 

Jumlah tersebut masih jauh dari standar WHO yang mengharuskan ada 30 tracer per 100 ribu penduduk. Saat ini Indonesia membutuhkan 80 ribu tracer untuk melakukan tracing terhadap 269 juta penduduk.

 

"Mereka diajari bagaimana melakukan tracing, begitu ada kontak erat kita kasih target mereka bisa nggak 15-30 orang dalam 2 minggu sebelumnya di terindentifikasi dalam 72 jam di-trace. Begitu sudah dapat orang-orang ini harus segera dites, tesnya harus dengan tes antigen supaya cepat, itu akan kita distribusikan ke puskesmas," kata Budi. 

 
Berita Terpopuler