Kendaraan Pemasok Peralatan Pasukan AS Masuki Suriah

Konvoi melibatkan puluhan kendaraan pemasok peralatan pasukan AS ke Suriah

AP
Seorang anak bermain di dekat rumah yang hancur akibat serangan udara di kota Idlib, Suriah. (AP Photo/Felipe Dana)
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kantor berita Syrian Arab News Agency (SANA) melaporkan 59 kendaraan yang terbagi dalam dua konvoi masuk ke Suriah dari dua arah yang berbeda. Salah satu konvoi dilaporkan terdiri atas 45 kendaraan.

Baca Juga

Pada Selasa (9/2), Sputnik News melaporkan truk-truk pembawa kendaraan militer, kulkas, dan tanker masuk melalui Semalka, perbatasan antara Kurdistan di Irak dan wilayah utara Suriah yang dikuasai pasukan Kurdi. Pemerintah Suriah menganggap Semalka jalur keluar-masuk ilegal karena di luar kendali mereka.

SANA melaporkan sumber dari kota Rmelan mengatakan konvoi itu sedang dalam perjalanan menuju Qamishli. Kota strategis yang berada di perbatasan Turki-Suriah.

Konvoi kedua dilaporkan terdiri dari 14 kendaraan dan membawa bahan-bahan logistik serta peralatan militer. Konvoi itu dilaporkan sudah masuk wilayah Suriah melalui perbatasan al-Waleed yang juga dianggap jalur keluar-masuk ilegal. Konvoi kedua itu dikabarkan menyediakan sumber daya di desa al-Swediya.

Kendaraan-kendaraan itu diduga konvoi militer AS kedua atau ketiga sejak Presiden AS Joe Biden dilantik 20 Januari lalu. Pekan lalu media setempat melaporkan 40 truk dan kendaraan militer masuk ke utara Suriah dari Irak.

Konvoi itu membawa senjata dan peralatan logistik ke pangkalan militer ilegal AS di Provinsi Hasakah dan Deir ez-Zor. Sekitar 200 pasukan tentara AS dikirimkan ke Hasakah dengan helikopter.

 

Pasukan AS masuk Suriah sejak tahun 2017 untuk melawan ISIS yang dianggap sebagai musuh bersama tapi mereka tetap bertahan di sana setelah ancaman dari kelompok teror mereda. Keberadaan pasukan AS di Suriah dibenarkan melalui program 'latihan dan operasi kontra teroris' untuk membantu sekutu.

AS membentuk sebuah zona di utara negara itu untuk mencegah ketegangan antara pasukan Kurdi yang didukung Washington dengan Turki. Pada Oktober 2019 lalu, Donald Trump mengumumkan akan menarik pasukan AS dari Suriah tapi keputusan tersebut ditarik kembali dengan mengatakan pasukan AS dikerahkan untuk menjaga minyak Suriah.

Pernyataan Trump mengenai 'menjaga minyak' mendapat kecaman dari media-media AS. Termasuk tuduhan AS melanggar peraturan yang melarang perampokan dalam perang. Tetapi, Presiden Suriah Bashar Assad menggambarkan Trump sebagai presiden 'terbaik' AS yang pernah ia hadapi karena ia yang paling 'jujur' mengenai niatan AS di Suriah.

Saat masih menjadi wakil Barack Obama pada 2012 lalu Joe Biden membantu meluncurkan Operation Timber Sycamore sebuah program latihan dan senjata rahasia CIA. Dengan program itu AS mengirimkan ribuan ton senjata dan miliaran dolar AS ke 'pemberontak moderat Suriah' yang kemudian media-media AS ungkapkan bersekutu dengan ISIS dan Al-Qaeda. 

 
Berita Terpopuler