Au Revoir Mon Ami, Prof Firmanzah: Tokoh Muda Pendidikan

Profesor Firmanzah merupakan inspirasi bagi para pemuda Indonesia.

Dok Parmad
Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Jimmy Gani, Pendidik, mantan dirut PT Sarinah

Di tengah kesibukan pada siang hari di tahun 2009 itu, saya bergegas jalan kaki dari kantor di Gedung Sarinah ke Restoran Keyaki, Hotel Sari Pan Pacific. Saya sangat senang telah diaturkan teman saya, Dr Ervin Priambodo, untuk makan siang sambil berbincang-bincang dengan Dr Firmanzah, seorang tokoh muda pendidikan Indonesia yang saat itu baru saja terpilih sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di usianya yang 32 tahun. Kebetulan usia kami tidak terpaut terlalu banyak. Saya saat itu juga baru beberapa bulan ditunjuk sebagai Direktur Utama PT. Sarinah (Persero).

Walaupun belum saling mengenal, diskusi berjalan dengan sangat menarik. Kami menghabiskan waktu berjam-jam bersama sambil mendengarkan cerita perjalanan hidup masing-masing. Saya terkagum-kagum terhadap perjuangan hidup seorang Pak Fiz, begitu panggilan akrabnya.

Beliau antara lain bercerita bagaimana menyelesaikan pendidikan pascasarjananya di Prancis, yang terkadang harus menginap di perpustakaan agar segera selesai pendidikannya dan kembali mengabdi sebagai seorang pendidik di Tanah Air. Masya Allah. Indonesia telah dianugerahi seorang tokoh muda pendidikan yang begitu luar biasanya, dalam hati saya. Besar harapan terhadap kiprah dan kontribusi seorang Prof Fiz di kancah perekonomian Indonesia.

Setelah pertemuan itu, Pak Fiz dan saya menjadi akrab. Walaupun jarang bertemu secara fisik, kami tetap berupaya menjaga silaturahim. Pada 2011, saat Dr Ervin dan saya menulis buku “Winning with Passion”, kami pun meminta beliau menuliskan testimoni singkat sekaligus menjadi seorang pembicara dalam peluncuran buku kami yang dilakukan secara sederhana di suatu cafe dekat kantor. Prof Fiz merupakan sumber inspirasi kami, yang tentunya juga merupakan inspirasi bagi para pemuda Indonesia, baik yang pernah menjadi muridnya secara langsung maupun tidak.

Hal ini juga yang mendorong saya untuk terus melanjutkan pendidikan saya, dengan harapan bisa seperti Prof Fiz dalam turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada 2012, saya pun pamit ke Prof Fiz untuk melanjutkan sekolah ke kota Cambridge, Massachussetts, Amerika Serikat.

Sekembali dari Amerika Serikat, saya mengikuti jejak Prof Fiz untuk masuk ke dunia pendidikan. Sementara pada 2013, Prof Fiz justru diminta Presiden SBY membantu beliau sebagai Staf Khusus Presiden RI. Tidak heran beliau diminta Presiden untuk memberikan masukan-masukan terkini terhadap isu ekonomi, mengingat keilmuan dan analisa Prof Fiz yang tajam dan kritis.

Tidak lama setelah selesai tugasnya di istana negara, Prof Fiz pun kembali ke kancah dunia pendidikan dengan menjadi Rektor Universitas Paramadina. Pada 2018, saya sempat menghubungi kembali Prof Fiz untuk berkenan menggantikan posisi saya sebagai Ketua Sekolah Tinggi Manajemen IPMI, tetapi beliau dengan cara halusnya menolak.

Beliau ingin terus memberikan sumbangsih kepada Universitas Paramadina. Pada saat doa bersama untuk Prof Fiz yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina tadi malam, kehadiran lebih dari 600 ratus orang secara virtual dalam media zoom yang silih berganti berbicara baik-baik terhadap Prof Fiz, membuka mata dan telinga saya betapa beliau begitu disayangi.

Saya kemarin masih memiliki harapan yang besar terhadap kontribusi Prof Fiz dalam perekonomian nasional, terutama disaat Indonesia sedang membutuhkan dalam masa-masa pemulihan ini. Allah SWT menentukan lain dan mempunyai rencana yang lebih baik bagi almarhum Prof Firmanzah, PhD.

Au revoir mon ami, Prof Firmanzah PhD. Jasa Anda akan terus dikenang, wahai Pahlawan tanpa tanda jasa. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin.

 
Berita Terpopuler