IMF: 2021, Tahun Penentuan Fondasi Ekonomi Abad 21

IMF memproyeksi ekonomi global dapat tumbuh 5,5 persen tahun ini.

ANTARA/Aditya Pradana Putra
IMF: 2021, Tahun Penentuan Fondasi Ekonomi Abad 21. Petugas melakukan tes skrining terhadap calon penerima vaksin COVID-19 produksi Sinovac saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Ahad (7/2/2021). Kementerian Kesehatan hingga Minggu (7/2) telah memberikan vaksin COVID-19 Sinovac tahap pertama kepada 784.318 orang, sementara untuk vaksinasi tahap kedua sudah diberikan kepada 139.131 orang
Rep: Adinda Pryanka Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, 2021 akan menjadi tahun paling penting dalam kehidupan dunia. Apabila komunitas internasional dapat bersatu untuk saling membantu selama pandemi, dunia dapat keluar dari krisis dengan dampak negatif ekonomi yang minimal.

Baca Juga

"Jika kita mulai menabur benih investasi dan kebijakan yang tepat hari ini, kita dapat melangkah lebih jauh dan membangun fondasi ekonomi abad ke-21 yang akan kita semua warisi," ujar Deputy Managing Director IMF Antoinette M Sayeh dalam Warwick Economic Summit, Sabtu (6/1).

Sayeh menyebutkan, Covid-19 merupakan krisis terbesar dalam hidup manusia. Meski ekonomi global mulai menunjukkan perbaikan, gelombang penyebaran virus Covid-19 berikutnya dan penyebaran varian baru belakangan ini menunda pemulihan.

Ini juga menjadi pengingat pemulihan berkelanjutan sulit tercapai apabila pandemi masih terjadi. Saat-saat yang luar biasa ini juga membutuhkan tindakan luar biasa.

Selama setahun terakhir, negara-negara di seluruh dunia melakukan kebijakan yang disinkronkan untuk meredam pukulan tersebut. Ini termasuk 14 triliun dolar AS dukungan fiskal untuk rumah tangga dan perusahaan, serta sembilan triliun dolar AS dukungan moneter melalui pemotongan suku bunga dan kebijakan bank sentral lainnya.

 

Perkiraan terbaru IMF yang dirilis pekan lalu memproyeksi ekonomi global dapat tumbuh 5,5 persen pada tahun ini. Angka tersebut menggambarkan efek positif dari vaksinasi di beberapa negara, adaptasi terhadap tindakan pencegahan dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan.

Tapi, Sayeh menekankan, 2021 baru berlangsung dua bulan dan ketidakpastian masih akan terjadi. "Terutama dengan melihat kita mengakhiri 2020 dengan kontraksi 3,5 persen, resesi terburuk sejak Great Depression," ujarnya.

Sayeh menyebutkan, keadaan beberapa bulan ke depan menjadi sangat penting. Sebagian besar di antaranya bergantung pada hasil dari perlombaan antara virus yang bermutasi dengan vaksin serta kemampuan negara memberikan dukungan berkelanjutan hingga herd immunity tercapai.

Sayeh menegaskan, prioritas utama adalah mengendalikan krisis kesehatan. "Komunitas internasional harus bertindak cepat untuk memastikan akses ke vaksin dan perawatan medis juga untuk ekonomi berpenghasilan rendah serta menengah," ucapnya.

 

IMF memperkirakan, vaksinasi yang lebih cepat akan meningkatkan pendapatan global secara kumulatif sebesar sembilan triliun dolar AS selama 2020-2025 dengan manfaat ke semua negara.

 
Berita Terpopuler