Rendang, Menu Santap Siang Jokowi dan PM Malaysia Muhyiddin

Acara makan siang bersama Jokowi dan Muhyiddin dikemas berbeda.

Rendang, ilustrasi
Rep: Sapto Andika Candra Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan melakukan santap siang bersama Perdana Menteri Malaysia, Yang Amat Berhormat Tan Sri Muhyiddin Yassin pada Jumat (5/2) siang ini selepas ibadah shalat Jumat berjamaah. Menariknya, rendang menjadi menu utama dalam sajian santap siang kenegaraan kali ini. 

Baca Juga

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyampaikan, rendang disajikan karena permintaan langsung dari rombongan PM Malaysia dan Presiden Jokowi sendiri. Menurutnya, rendang adalah masakan khas Nusantara yang cocok dinikmati kedua negara serumpun. 

"Menu request beliau-beliau adalah rendang, khas Indonesia yang juga harus dinikmati oleh tamu negara. Mudah-mudahan hal ini bisa mendapat sesuatu yang berkesan. Dan menu-menu lain yang bernuansa hangat," ujar Heru dalam keterangannya di Istana Merdeka, Jumat (5/2). 

Acara makan siang bersama nanti juga akan dikemas berbeda. Bila biasanya dalam acara-acara kenegaraan para tamu undangan selalu dilayani, maka kali ini berbeda. Heru menyebutkan, seluruh menu makanan sudah disajikan di meja. Sementara piring dan peralatan lainnya disiapkan dalam alat pensteril. 

"Jamuan santap siang, semua yang melakukan santap siang mandiri. Jadi tidak ada yang melayani. Semua sudah tersaji di meja makan. Semua sudah disterilisasi. Garpu, piring, dll semua sudah disiapkan di pensteril. Semua ambil sendiri nanti," kata Heru. 

 

Sejumlah isu akan dibahas dalam pertemuan kedua pemimpin negara ini. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan baik di berbagai bidang, termasuk di bidang ekonomi dan juga sosial budaya.

"Indonesia dan Malaysia berhubungan sangat baik di bidang ekonomi dan tentunya sebagai satu rumpun kita bekerja sama juga untuk kerja sama di bidang sosial budaya," ujar Retno.

Dalam pertemuan bilateral itu, kedua pemimpin pun akan membahas berbagai isu. Pemerintah Indonesia sendiri, kata Menlu, akan fokus pada isu perlindungan WNI yang tinggal dan bekerja di Malaysia.

"Sementara itu kedua pemimpin juga akan membahas beberapa isu kawasan dan isu global," ujarnya menambahkan.

Kunjungan resmi PM Malaysia ke Indonesia ini akan berlangsung selama dua hari yakni 4-5 Februari. Kunjungan luar negeri ini merupakan kunjungan pertamanya sejak menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia pada Maret 2020 lalu.

Bagi Indonesia, Malaysia merupakan salah satu mitra penting di berbagai bidang termasuk perdagangan, investasi, pariwisata, dan juga sosial budaya. Malaysia merupakan mitra dagang ke-5 terbesar bagi Indonesia dengan nilai perdagangan tercatat sebesar 16,5 miliar dolar AS pada 2019 dan mitra investasi terbesar ke-6 dengan nilai sebesar 1,35 miliar dolar AS pada 2019. Selain itu, Malaysia juga tercatat sebagai negara asal wisatawan asing terbesar ke Indonesia yang mencapai 2,98 juta pengunjung. 

 
Berita Terpopuler