Hadits tentang Enam Keutamaan Mati Syahid

Rasulullah menyangkal orang yang mati syahid hanya yang terbunuh di jalan Allah.

Republika/Mardiah
Hadits tentang Enam Keutamaan Mati Syahid
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga

Oleh: Agung Danarto, Dosen Prodi Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijaga dan Sekretaris PP Muhammadiyah

Sungguh menggiurkan pahala yang ditawarkan untuk orang yang mati syahid. Enam keutamaan telah siap menantinya. Pertama, dosanya akan diampuni segera setelah kematiannya.

Kedua, segera diperlihatkan tempat tinggalnya di surga. Ketiga, dijaga dan dihindarkan dari siksa neraka, tetap dijaga dalam keadaan aman dan terhindar dari rasa takut ketika dibangkitkan dari kubur.

Keempat, diberi mahkota kemuliaan yang luar biasa indahnya. Kelima, dinikahkan dengan 72 bidadari.

Dan keenam, diberi hak untuk memberi syafaat yang bisa mengeluarkan dari neraka dan memasukkan ke surga terhadap 70 orang anggota keluarganya. Hal ini secara jelas dikemukakan Nabi dalam hadits berikut:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ (رواه الترمذي وابن ماجه)

“Rasulullah Saw bersabda: Orang yang mati syahid di sisi Allah mempunyai enam keutamaan; dosanya akan diampuni sejak awal kematiannya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dijaga dari siksa kubur, diberi keamanan dari ketakutan yang besar saat dibangkitkan dari kubur, diberi mahkota kemuliaan yang satu permata darinya lebih baik dari dunia seisinya, dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari dan diberi hak untuk memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari keluarganya,” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

 

Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunan-nya, no. 2796 dengan sanad shahih; At-Tirmidzi dalam Al-Jami’ as-Shahih no. 1629 dengan sanad shahih. Nashiruddin Al-Albani juga menilai Hadits ini shahih sebagaimana dalam karya-karyanya: Ahkam al-Jana’iz, no. 230; Shahih al-Jami’ no. 5182; Shahih Ibni Majah no. 2849 dan Misykat al-Mashabih no. 3834.

Konon hadits ini sering digunakan oleh orang-orang tertentu ketika akan merekrut anggota baru untuk dimasukkan dalam jaringan radikal yang membolehkan melakukan teror, menghalalkan darah orang lain yang dipandang kafir, bahkan melakukan bom bunuh diri. Hadits tersebut memang sangat menggiurkan bukan hanya untuk mereka yang termarjinalkan dalam kehidupan nyata di dunia.

Bahkan untuk orang mapan yang memiliki semangat keberagamaan yang tinggi pun akan sangat tertarik dengan janji-janji yang ada dalam hadits ini. Namun, apa itu mati syahid?

Syahid berasal dari akar kata “syahida” yang berarti hadir serta menyaksikan, baik dengan mata lahir ataupun mata batin. Sedangkan syahid berarti saksi atau orang yang menyaksikan sesuatu.

Mereka bersaksi dengan hati atas apa yang mereka dengar. Menurut Ar-Raghib Al-Ashfahani, orang yang syahid adalah orang yang ketika hendak mati atau sakaratul maut:

  • Ia menyaksikan para malaikat turun kepada mereka dan mengatakan, “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu” (QS. Fushshilat, 41:30).
  • Ia menyaksikan berbagai macam kenikmatan akhirat yang telah dijanjikan Allah kepada mereka (QS. Al-Hadid, 57:19).
  • Ia menyaksikan ruh mereka tetap hidup dan berada di sisi Allah (QS. Ali ‘Imran, 3: 169).

 

Dengan demikian orang yang mati syahid adalah orang yang sebelum meninggal dunia bersaksi dan beriman tiada tuhan selain Allah, dan setelah mati dia menyaksikan semua janji Allah adalah benar. 

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ قَالُوا فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ ابْنُ مِقْسَمٍ أَشْهَدُ عَلَى أَبِيكَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّهُ قَالَ وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ (رواه مسلم)

“Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah saw bersabda: Apa yang dimaksud orang yang mati syahid di antara kalian? Para sahabat menjawab, Wahai Rasulullah, orang yang mati terbunuh karena berjuang di jalan Allah itulah orang yang mati syahid. Beliau bersabda: Kalau begitu, sedikit sekali jumlah ummatku yang mati syahid. Para sahabat berkata, Lantas siapakah mereka wahai Rasulullah?

Beliau bersabda: Barangsiapa terbunuh di jalan Allah maka dialah syahid, dan siapa yang mati di jalan Allah juga syahid, siapa yang mati karena suatu wabah penyakit juga syahid, siapa yang mati karena sakit perut juga syahid. Ibnu Miqsam berkata, Saya bersaksi atas bapakmu mengenai hadits ini, bahwa beliau juga berkata, orang yang meninggal karena tenggelam juga syahid,” (HR. Muslim).

Hadits di atas diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya, kitab al-Imarah, no. 3631; Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no. 3244; Ibnu Majah dalam Sunan-nya, no. 2801 dengan kualitas shahih dan At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 1019 dengan kualitas shahih.

Lewat pertanyaan retoris dalam hadits ini, Rasulullah menyangkal orang yang mati syahid hanyalah orang yang terbunuh di jalan Allah. 

 

https://www.suaramuhammadiyah.id/2021/02/03/hadits-terkait-mati-syahid/

 
Berita Terpopuler