Fakta-Fakta Masjid yang Ditemukan di Tiberias Terungkap

Fakta-fakta baru terungkap dari penemuan Masjid Jumat di Tiberias

google.com
Situas Masjid Kuno di Tiberias, Israel Utara.
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Para Arkeolog dari Universitas Ibrani Yerusalem mengungkapkan bahwa sisa-sisa dari bangunan masjid yang tercatat didirikan pada awal penyebaran Islam atau dibangun satu generasi setelah meninggalnya Nabi Muhammad telah ditemukan di dekat Laut Galilea, Israel. 

Baca Juga

Para arkeolog menemukan sisa-sisa pondasi bangunan masjid. Diperkirakan masjid itu berusia sekitar 1.350 tahunan. Masjid itu berada di bawah kawasan Tiberias sebuah kota di Israel, wilayah Palestina yang dijajah.  

"Kami tahu tentang banyak masjid awal yang didirikan tepat pada awal periode Islam," kata pemimpin penggalian, Katia Cytryn-Silverman yang merupakan seorang spesialis dalam arkeologi Islam di Universitas Ibrani di Israel kepada Associated Press (AP) seperti dilansir live science pada Kamis (4/1). 

Menurut Silvermen kebanyakan masjid-masjid yang dibangun pada masa awal Islam  termasuk Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi yang dibangun pada 622 M, dan Masjid Agung Damaskus di Suriah yang selesai pada 715 M serta diperluas dan dibangun kembali selama bertahun-tahun masih digunakan sebagai tempat ibadah. Artinya para arkeolog tidak dapat melakukan penggalian menyeluruh di sana.  

"Tidak mungkin untuk menggali situs-situs itu, karena mereka umumnya terletak di bawah masjid yang masih digunakan. Di sini, di Tiberias, kami mendapat kesempatan luar biasa untuk menggali situs dan meneliti apa yang ada di bawahnya," kata Cytryn-Silverman dalam sebuah pernyataan dari Universitas Ibrani.   

Cytryn-Silverman menjelaskan masjid yang baru ditemukan para arkeolog berasal dari paruh kedua abad ketujuh. Itu menjadikannya masjid yang digunakan ibadah Jumat tertua yang pernah ditemukan. Bahkan menurutnya kemungkinan lebih dahulu didirikan dari masjid tertua yang sebelumnya ditemukan di Wasit, Irak.  

 

Sementara itu yang hanya tersisa dari masjid berusia berabad-abad itu adalah fondasi dan artefaknya yang ditemukan di bawah struktur bangunan. Seperti koin dan pecahan tembikar yang berasal dari abad ketujuh, yang membantu menentukan usia bangunan tersebut. 

Para arkeolog telah mengetahui tentang situs ini sejak 1950-an. Namun pada saat itu sisa-sisa masjid disalahartikan sebagai pasar periode Bizantium yang tertutup.

Kepada Live Science, Cytryn-Silverman menjelaskan bahwa kesalahan dalam menilai itu terus berlanjut bahkan ketika arkeolog Yizhar Hirschfeld akhirnya pada akhir 2000-an menemukan pondasi bulat kecil, sangat kasar dan asimetris, yang dia yakini berasal dari sebuah bangunan setelah pasar. Namun setelah penggalian baru-baru ini yang dilakukan Cytryn-Silverman dan timnya, dia pun mempunyai penilaian yanh berbeda.   

"Saya menyadari rencana dasar pasar tertutup itu sangat mirip dengan Masjid Agung Damaskus awal abad kedelapan, yang masih berdiri. Tim menentukan bahwa apa yang disebut tembok periode Bizantium sebenarnya adalah fondasi untuk baris pertama kolom pada tahap awal masjid, yang membentuk bangunan kuasi-persegi panjang sekitar 72 kaki (22 meter) dengan panjang 160 kaki. (49 m) lebarnya," kata Cytryn-Silverman kepada Live Sains di email.  

Katia Cytryn-Silverman, seorang arkeolog dari Hebrew University di Yerusalem, berpose di situs Masjid Al-Juma (Jumat), di Tiberias, Israel utara, Rabu, 27 Januari 2021. Arkeolog menemukan sisa-sisa salah satu masjid paling awal di dunia Islam di di kota kuno Tiberias. - (AP Photo/Maya Alleruzzo)

Penggalian yang dilakukan di sana selama bertahun-tahun menemukan genteng yang rusak dari masjid, yang diperluas selama bertahun-tahun setelah konstruksi awalnya, runtuh saat gempa 1068. Arkeolog juga menemukan rantai perunggu panjang yang dulunya digunakan untuk menahan lampu kaca masjid. "Lampu, tentu saja, pecah karena runtuh, tetapi banyak sisa pegangannya memungkinkan kami untuk memahami jenisnya," kata Cytryn-Silverman  

Cytryn-Silverman mengatakan umat Muslim yang beribadah di masjid awal ini bertetangga dengan orang Yahudi dan Kristen yang juga memiliki bangunan keagamaan di lingkungan itu termasuk gereja monumental di dekatnya yang diperkirakan merupakan gereja terbesar di Galilea  dan Sinagoga besar Hammat Tiberias ke selatan. 

"Jadi temuan kami yang mengajarkan bahwa pada tahap pertama masjid adalah struktur yang lebih sederhana  dibandingkan dengan rumah ibadah di dekatnya, menunjukkan bahwa islamisasi kota itu bertahap, bahwa penguasa baru toleran, dan bahwa  agama baru menyesuaikan dengan dinamika agama lain,” ujarnya. 

Cytryn-Silverman mengatakan pada 635 M Muslim menaklukkan Tiberias dan sekitarnya, tetapi wilayah itu masih merupakan tempat yang relatif toleran. 

Selama periode 720-an dan 730-an, masjid berubah menjadi bangunan yang lebih besar dengan halaman dan setidaknya satu tangki bawah tanah (tangki untuk menyimpan air). Pada 800-an, sebuah menara untuk adzan didirikan. 

Cytryn-Silverman mencatat masjid itu tetap digunakan sampai akhir 900-an. Kemudian gempa bumi menghancurkannya pada tahun 1068 dan Tentara Salib tiba sekitar tahun 1100 Masehi.  

 

Sumber: https://www.livescience.com/very-old-mosque-found.html 

 
Berita Terpopuler