Malapetaka Bagi Pemerintah Jika Terbukti Mengkudeta PD

Sejumlah partai seperti PPP, Golkar, Hanura pernah mengalami dualisme. 

ANTARA/Muhammad Adimaja
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat , Jakarta, Senin (1/2/2021). AHY menyampaikan adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, di mana gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkaran kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menyoroti pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait adanya dugaan keterlibatan istana dalam upaya pengambilalihan Partai Demokrat. Menurutnya, jika kelima kader Partai Demokrat yang disangkakan terbukti melakukan upaya kudeta tersebut terbukti, maka pemerintah dalam bahaya.

"Jika dugaan ada orang lingkaran istana yang akan mengkudeta Demokrat. Itu sebuah malapetaka bagi pemerintah. Kerena publik akan mengecam tindakan itu," kata Ujang kepada Republika, Rabu (3/2).

Sepengamatannya, sejumlah partai seperti PPP, Golkar, Hanura pernah mengalami dualisme. Tidak hanya, Amien Rais juga dikudeta dari PAN, yang katanya juga disokong oleh kekuasaan. 

"Partai Berkarya juga dikudeta. PKS juga terpecah, dengan lahirnya Partai Gelora Indonesia," ujarnya.

 

Saat ini, dia melihat, upaya serupa sedang dialami Partai Demokrat. Indikasi itu disebut menguat dengan adanya gerakan pertemuan elite istana dengan eks kader dan kader demokrat.

"Ini tentu membuktikan bahwa ada anasir dan publik akan menilai bahwa yang selama ini yang mengobok-obok dan memecah belah partai merupakan oknum yang sedang punya kuasa. Jika ini terjadi, tentu tak bagus bagi perkembangan demokrasi, ini sama saja membajak demokrasi dan mengkudeta demokrasi," tuturnya.

"Jika kita lihat kasus Partai Berkarya yang dikudeta. Maka dugaan kudeta pada Demokrat itu mungkin saja terjadi. Dan di politik semua mungkin dan semua bisa terjadi," imbuhnya.

Melihat nasib partai-partai yang dipecah, sejumlah partai seperti PPP dan Golkar bisa dibilang selamat, lantaran masih masuk pemerintahan. Sementara Hanura gagal karena tersingkir dari Senayan.

 

Jika Demokrat gagal dari usaha kudeta, maka paling tidak Demokrat suaranya akan naik di Pemilu yang akan datang. Dan AHY akan diperhitungkan sebagai capres atau cawapres," ungkapnya. 

 
Berita Terpopuler