Stasiun Tugu Mulai Gunakan Genose

Genose secara resmi diluncurkan 5 Februari 2021 mendatang.

Republika/Thoudy Badai
Alat deketsi covid-19 bernama GeNose.
Rep: Wahyu Suryana Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Genose C19 mulai dipakai sebagai alternatif pemeriksaan kesehatan yang jadi syarat perjalanan penumpang KA jarak jauh di Stasiun Tugu dan Stasiun Pasar Senen. Penggunaan itu secara resmi diluncurkan 5 Februari 2021 mendatang.

"Ini hari pertama soft launching implementasi Genose di stasiun KA. Beberapa penumpang sudah mencoba menggunakan Genose dan mudah-mudahan implementasinya bisa berjalan baik," kata Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr. Hargo Utomo, Rabu (3/2).

Genose merupakan produk inovasi berbasis riset berupa hidung elektronik pendeteksi Volatile Organic Compound dalam napas manusia. Dikembangkan tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dipimpin Prof Kuwat Triyana.

Produk ini mendapat izin edar Kemenkes pada Desember 2020. Satgas Covid-19 lewat SE 5/2021 tentang Perpanjangan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri di Masa Pandemi menyetujuinya untuk screening penumpang KA jarak jauh di Pulau Jawa.

Pada hari pertama penerapan di Stasiun Tugu, sejumlah calon penumpang KA sudah mulai menggunakan Genose. Salah seorang calon penumpang, Vio, mengaku memilih Genose karena biayanya relatif terjangkau dibandingkan rapid antigen dan PCR.

"Saya biasanya menggunakan rapid dan harganya lumayan untuk kalangan mahasiswa seperti saya, sedangkan Genose dengan biaya Rp 20.000 terbilang sangat terjangkau. Kebetulan hari ini launching dan saya ingin mencobanya untuk pertama kali," ujar Vio.

Sebelumnya, Vio sudah banyak membaca informasi terkait Genose dari media sosial karena sempat ramai pula di Twitter. Kebetulan, ia baru tahu Genose sudah mulai diterapkan di Stasiun Tugu hari ini, dan langsung tertarik untuk mencobanya.

"Saat mau mendaftar tadi baru tahu kalau di sini sudah bisa menggunakan Genose, jadi saya memilih ini," kata Vio.

Di Stasiun Tugu ada enam alat Genose dalam bilik terpisah yang bisa digunakan calon penumpang. Setelah mendaftar dan melakukan pembayaran di loket, calon penumpang akan diberikan kantong udara yang digunakan untuk menampung napas.

Dalam setiap bilik ada petugas yang akan memberi penjelasan dan instruksi yang harus diikuti calon penumpang untuk menghembuskan napas ke kantong. Kantong itu diserahkan kepada petugas dan calon penumpang disilakan menunggu beberapa menit.

"Pertamanya saya bingung dan takut salah, tapi ternyata mudah dipahami dan menurut saya lebih nyaman," ujar Vio.

Baca Juga



Pengguna Genose lain, Ayu mengungkapkan, penggunaan Genose cukup mudah. Meski belum mengetahui sebelumnya, ia tertarik mencoba Genose usai mendapat informasi dari petugas KAI, ditambah biaya terjangkau jadi salah satu pertimbangan lain.

"Baru pertama kali ini, baru tahu tadi saat datang ke sini. Kami langsung pilih Genose saja, saya mau mencoba," kata Ayu.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memberikan apresiasi kepada UGM yang telah secara cermat melakukan penelitian hingga menghasilkan bisa Genose C19 tersebut. Terlebih, alat itu selain murah tapi juga nyaman untuk digunakan.

Ia menekankan, Genose akan menambah pilihan bagi masyarakat untuk melakukan pengecekan kesehatan selain tes rapid antigen dan PCR. Selain itu, nantinya tidak hanya digunakan di dua stasiun ini, tapi juga di stasiun-stasiun lain.

"Kami yakin alat ini sudah teruji untuk digunakan sebagai alat penyaringan covid-19 di simpul-simpul transportasi seperti stasiun. Nantinya, secara bertahap penggunaan Genose akan ditambah di titik-titik stasiun lain," ujar Budi di Stasiun Pasar Senen.

 
Berita Terpopuler