Peneliti: Makanan Tinggi Karbohidrat Pengaruhi Kinerja Otak

Secara gizi karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh

www.freepik.com
Kesehatan otak (ilustrasi).
Rep: Farah Noersativa Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak jarang dari kita menganggap karbohidrat menjadi dilema tersendiri bagi kita. Secara gizi, karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh kita. Namun, karbohidrat bisa menaikkan gula darah kita saat sistem pencernaan kita mengubah karbohidrat menjadi glukosa.

Sementara, glukosa baru akan habis saat kita bergerak atau berpikir. Bahkan disimpan di hati dan otot kita sebagai sumber energi cadangan.

Menurut ahli gizi klinis dan Direktur Nutrisi di Freshly, Dr. Brooke Scheller, tidak semua karbohidrat diciptakan sama. Scheller mengatakan, tak kalah penting melakukan diet yang dapat menurunkan asupan karbohidrat, dan bukan hanya karena baik untuk lingkar pinggang.

"Tidak mengherankan bahwa makan makanan yang lebih baik dapat membuat kita merasa lebih baik secara keseluruhan. Tetapi mengapa diet rendah karbohidrat bisa menjadi pilihan yang bagus? Ketika berbicara tentang karbohidrat, jenis karbohidrat yang dimakan penting," kata Scheller, dilansir laman Mashed, Selasa (2/2).

Dia melanjutkan, diet ini berlaku bagi kita yang makan banyak karbohidrat atau sedikit karbohidrat. Berdasarkan aturan indeks glikemik, jumlah karbohidrat yang sama dari sumber berbeda benar-benar dapat membuat perbedaan besar.

Scheller dan para ahli nutrisi lainnya mempelajari dampak karbohidrat pada cara kerja otak.  Mereka mencari tahu apakah diet rendah karbohidrat atau glikemik rendah mungkin tidak hanya bermanfaat bagi lingkar pinggang kita, tetapi juga otak kita.

Baca Juga

Scheller mengutip studi tahap awal yang telah menunjukkan hubungan antara mengkonsumsi makanan glikemik yang lebih tinggi dan memiliki peningkatan kadar glukosa darah dengan tingkat penurunan kognitif yang lebih besar, melalui National Library of Medicine. Scheller mengatakan, ini berarti bahwa makanan yang kaya akan karbohidrat olahan atau sederhana dapat menyebabkan glukosa darah tinggi. Hal ini telah dikaitkan dengan memori dan waktu reaksi yang lebih buruk.

Dia juga mengajukan studi terpisah dan tidak terkait yang mengungkapkan kemungkinan hubungan antara diet beban glikemik tinggi dengan gejala depresi, gangguan mood, dan kelelahan. Menurutnya, gula darah berdampak kepada bagaimana otak kita berfungsi.

“Karena glukosa adalah sumber bahan bakar utama untuk otak, kecuali jika kita sedang diet keto. Oleh karena itu, naik turunnya glukosa darah pada diet tinggi karbohidrat atau tinggi gula. berhubungan langsung dengan otak kita,” ujar Scheller. Hal ini terwujud pada saat kita merasa lunglai ketika kita selesai makan siang tinggi karbohidrat.

 
Berita Terpopuler