Pepen Klaim Pelacakan Masif Picu Tingginya Covid-19 Bekasi

Angka kematian di Kota Bekasi mencapai 381 orang.

AP/Achmad Ibrahim
Seorang wanita menunggu tes cepat virus corona di Stadion Patriot Candrabhaga di Bekasi, Indonesia, Senin, 25 Januari 2021. Indonesia telah melaporkan lebih banyak kasus virus daripada negara lain di Asia Tenggara.
Rep: Uji Sukma Medianti Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Sebanyak 25.195 warga Kota Bekasi telah terkonfirmasi Covid-19 hingga Senin, 1 Februari 2021. Jumlah kasus aktif yang sedang dalam perawatan dan isolasi mandiri jumlahnya ada 3.315 orang.

Menanggapi hal ini, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menilai bertambahnya kasus Covid-19 di wilayahnya terjadi lantaran pelacakan yang masif.

“Jangan dilihat 25.000 kasus. Itu karena tracking kita sedemikian masif,” kata Pepen, sapaan akrabnya, di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Senin (1/2).

Dia menuturkan, tingginya kasus juga diimbangi dengan ketersediaan fasilitas penunjang seperti alat PCR yang memadai. Dalam waktu dekat, pihaknya kembali menyediakan dua mobil PCR dan juga kontainer. Di samping itu, laboratorium di RS Swasta juga mulai dioptimalkan.

“Jadi persoalan bukan banyak bukan sedikit, kalau PCR-kit sudah 140.000 lebih loh sudah hampir 5 persen dari jumlah penduduk yang ada,” terangnya.

Politisi Partai Golkar ini juga mengeklaim jika angka kematian akibat Covid-19 di Kota Bekasi terbilang rendah. Berdasarkan catatan pemerintah kota, jumlah angka kematian di Kota Bekasi mencapai 381 orang.

 “Angka kematian rendah, kesembuhan tinggi, tentu tak bisa ideal karena kita belum punya penangkalnya, baru tracking,” tutur dia.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler