Waspada, Predator Manfaatkan Pandemi untuk Incar Anak-Anak

Pandemi membuat anak-anak online lebih sering dibandingkan biasanya.

EPA-EFE / NIC BOTHMA
Anak-anak sedang sekolah online. ilustrasi
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama pandemi Covid-19, intensitas anak untuk mengakses internet cenderung lebih besar. Peluang ini berisiko dimanfaatkan oleh predator untuk mengincar anak-anak.

"Mereka online lebih sering dibandingkan sebelumnya, begitu juga dengan orang-orang predator," jelas Lorin, seperti dilansir Sky.

Lorin merupakan pendiri Breck Foundation. Yayasan tersebut Lorin dirikan setelah anaknya Breck Bednar yang berusia 14 tahun terbunuh dan menjadi korban predator berusia 18 tahun, Lewis Daynes.

Pada situasi seperti ini, Lorin menilai kerja sama orang tua penting untuk dibangun demi menjaga keamanan anak-anak mereka di dunia maya, baik saat mereka bermain gim daring atau bersosialisasi di media sosial. Selain orang tua, Lorin mengatakan peran serta berbagai pihak juga diperlukan.

"Guru, orang tua, polisi, pembuat kebijakan, dan industri gaming, semuanya perlu bersatu atau akan tercipta celah di mana predator bisa menyusup masuk," tutur Lorin.

Keresahan ini pula yang dirasakan oleh seorang ibu bernama Jenny Ingram. Selama menjalani lockdown, Jenny harus membagi waktunya untuk beragam kegiatan mulai dari sekolah daring anaknya hingga pekerjaannya sendiri.


Baca Juga

Jenny mengungkapkan bahwa anaknya yang masih berusia sembilan tahun, Isaac, kini lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain gim daring. Dalam satu hari, Isaac bisa bermain gim daring selama empat jam.

Jenny mengatakan Isaac biasanya bermain gim daring bersama dengan teman-teman sekolahnya. Ini merpakan satu-satunya interaksi sosial bersama teman-temannya yang Isaac bisa dapatkan.

Saat memantau Isaac, Jenny menyadari bahwa belum lama ini Isaac mulai bicara dengan orang asing saat bermain gim daring. Padahal, Isaac selama ini hanya berinteraksi dengan grup daring yang sangat kecil.

"Fakta bahwa seseorang yang tidak pernah dia temui atau berinteraksi langsung sebelumnya bisa mengaksesgrup kecil itu, itu mengkhawatirkan, karena Anda akan khawatir siapa lagi yang bisa mendapatkan akses itu," ujar Jenny.

Terkait kekhawatiran ini, Association for UK Interactive Entertainment (UKIE) mengatakan perusahaan-perusahaan gim memiliki perangkat, fitur, hingga berbagai pendukung canggih lain untuk membantu melindungi player. Perangkat ini membantu mengelola atau membatasi percakapan sehingga player bisa dengan mudah melaporkan masalah.

"Perangkat ini telah dikembangkan selama bertahun-tahun dengan melibatkan pemerintah, penegak hukum, dan agensi eksternal untuk memastikan efektivitasnya," timpal UKIE.

 
Berita Terpopuler