Seluruh Rute Penyeberangan di NTT Ditutup

Tinggi gelombang di perairan NTT berkisar antara 2,5 sampai 3 meter.

Antara/Kornelis Kaha
Seluruh Rute Penyeberangan di NTT Ditutup. Dua unit kapal Ferry milik PT ASDP Indonesia Ferry berlabuh di pelabuhan Bolok, Kupang, NTT.
Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, KUPANG -- PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferri Cabang Kupang kembali menghentikan sementara seluruh penyeberangan dari Kupang ke seluruh pulau di NTT akibat gelombang tinggi.

Baca Juga

"Kita tutup sementara seluruh penyeberangan di NTT karena saat ini gelombang tinggi dan angin kencang terjadi di perairan NTT," kata Manager Operasional PT ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang, Hermin Welkis kepada wartawan, Jumat (29/1).

Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan cuaca dan perkembangan pelayaran penyeberangan di NTT. Welkis mengatakan saat ini tinggi gelombang di perairan NTT berkisar antara 2,5 sampai 3 meter dan bahkan berpotensi naik menjadi 4-6 meter.

Ia menambahkan penutupan sejumlah rute pelayaran itu sudah berlangsung sejak Kamis (18/1) dan akan berakhir pada Ahad (31/1) sesuai dengan imbauan dari BMKG. "Kita lihat lagi situasinya bagaimana kedepannya. Kalau memang memungkinkan berlayar, maka kita akan buka lagi, jika tidak maka akan diperpanjang," ujar dia.

 

Dia mengatakan, selain gelombang tinggi, angin kecang dengan kecepatan mencapai 30 knot dan berpotensi naik menjadi 40 knot perjam juga akan terjadi di perairan NTT khususnya di utara Flores. Pantauan Antara, akibat gelombang yang tinggi beberapa kapal Ferri berpindah berlabuh di Hansisi pulau Semau menghindari benturan akibat gelombang.

Dampak cuaca buruk juga berdampak pada pada nelayan. Nelayan tangkap ikan cakalang di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, misalnya sudah memarkirkan kapal selama sebulan akibat kesulitan mendapatkan pasokan umpan untuk menangkap ikan.

"Kapal-kapal nelayan tangkap cakalang sudah parkir sekitar sebulan, sejak pertengahan Desember 2020 sampai saat ini karena tidak ada umpan," kata Muhamad Nasir, nelayan tangkap cakalang yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau.

 

Ia mengatakan kapal-kapal nelayan pole and line yang menangkap ikan cakalang dan tuna yang berbasis di Kota Kupang sebanyak 10 kapal saat ini hanya parkir di sekitar perairan Pulau Semau.

 
Berita Terpopuler