IOC Ingin Periksa Kekhawatiran Publik Jepang Soal Olimpiade

Jajak pendapat di Jepang terungkap 88 persen responden menentang olimpiade.

EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Papan iklan Olimpiade Tokyo digantung di luar gedung Kantor Pemerintah Metropolitan Tokyo di Tokyo, Jepang, 27 Januari 2021. Komite Olimpiade Internasional akan mengadakan pertemuan Dewan Eksekutif mengenai Olimpiade Tokyo yang dijadwalkan ulang untuk dibuka pada 23 Juli 2021.
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Senior Komite Olimpiade Internasional (IOC) Dick Pound berkeinginan memeriksa alasan di balik kekhawatiran publik Jepang yang mencuat dalam sebuah jajak pendapat. Pada jajak pendapat tersebut terungkap 88 persen responden menentang pelaksanaan Olimpiade Tokyo.

Baca Juga

Saat sebagian besar Jepang berada dalam keadaan darurat karena gelombang ketiga infeksi COVID-19, penyelenggara dan pemerintah telah berjanji untuk terus maju dengan persiapan untuk Olimpiade yang ditunda, yang akan berlangsung dari 23 Juli hingga 8 Agustus.

"Saya tahu ada orang-orang di Jepang yang mempertanyakan penyelenggaraan acara tersebut. Namun saya ingin meneliti alasan mereka dan menanggapinya. Apakah mereka khawatir tentang banyak atlet dan orang lain dari luar negeri yang menyebarkan virus corona, apakah menentang karena biaya, atau mungkin ada orang yang tidak menyukai Olimpiade," tutur Pound, seperti dilansir Reuters, Rabu (27/1).

 

Pound juga mengimbau orang-orang untuk mempertimbangkan perasaan atlet, mencatat bahwa mereka telah bekerja selama bertahun-tahun untuk melangkah ke panggung olahraga terbesar di dunia itu.

Dia mengatakan keputusan apakah Olimpiade akan dilanjutkan musim panas ini harus dibuat paling lambat Mei dan menekankan bahwa penundaan lagi tidak mungkin dilakukan.

"Secara pribadi, saya pikir Olimpiade musim panas ini bisa diselenggarakan. Beberapa vaksin telah dikembangkan dan warga dunia sedang divaksinasi. Risiko infeksi virus corona bisa dikurangi," pungkasnya.

 

 

 
Berita Terpopuler