Kewalahan, Portugal Ingin Minta Bantuan UE Atasi Covid-19

Portugal kemungkinan akan meminta negara lain mengirimkan petugas medis

SILVA EPA-EFE / ESTELA
Jalan-jalan kosong saat jam malam di Porto, Portugal, Senin (10/11/2020). Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa memberlakukan keadaan darurat selama 15 hari dalam upaya mengekang penyebaran virus corona.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Menteri Kesehatan Portuga mengatakan pihaknya mempertimbangkan meminta bantuan negara-negara Uni Eropa lain untuk mengatasi lonjakan kasus infeksi Covid-19. Data dari Johns Hopkins University menunjukkan saat ini Portugal negara dengan laju pertambahan kasus positif dan kematian terkait virus corona tertinggi di dunia.

Baca Juga

Menteri Kesehatan Marta Temido mengatakan mengirimkan pasien Covid-19 ke negara Uni Eropa lain bukan sesuatu yang biasa dilakukan di blok tersebut. Selain itu beban yang ditanggung rumah sakit di seluruh kontinen sangat berat. Tetapi, katanya, Portugal tidak diuntungkan dengan biografinya yang terpencil.

Ia mengatakan mungkin Portugal akan meminta negara lain mengirimkan petugas medis mereka. Selasa (26/1) di stasiun televisi RTP, Temido mengatakan rumah-rumah sakit Portugal berada di bawah tekanan yang parah.

"Kami memiliki ranjang rumah sakit yang tersedia, kami kesulitan mendapatkan staf medis," katanya.

Permintaan itu tampaknya akan sulit dipenuhi pasalnya 27 negara anggota Uni Eropa juga mengalami tekanan yang sama. Virus corona varian baru yang lebih menular semakin sulit permintaan tersebut dipenuhi.

 

Sebelumnya diberitakan asosiasi rumah sakit swasta Portugal mengatakan negara itu kehabisan ranjang rumah sakit untuk menampung pasien Covid-19. Negara dengan 10 juta populasi itu mengalami gelombang wabah yang lebih buruk dibandingkan awal pandemi.

"Kami mengalami situasi mirip perang, kami tidak memiliki cukup ranjang, di layanan kesehatan nasional, sektor swasta atau sosial, untuk menghadapi progresi pandemi antara 13 ribu hingga 14 ribu kasus per hari," kata presiden asosiasi rumah sakit swasta Portugal, Dr. Oscas Gaspar, Jumat (22/1) lalu. 

 
Berita Terpopuler