Beras Impor Rembes, Kementan: 2 Perusahan Diproses Bareskrim

Dua perusahaan disegel karena diduga menjual beras impor di pasar induk Cipinang

Prayogi/Republika
Sejumlah pekerja memanggul beras yang akan dinaikan ke atas mobil di Pasar Induk Cipinang , Jakarta, Selasa (27/10). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa stok beras pada akhir tahun secara akumulatif bakal mencapai 7,45 juta ton. Volume ini akan menjadi stok awal pada 2021.Prayogi/Republika
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan dua perusahaan yang diduga melakukan penjualan beras impor Jasmine Rice di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kini tengah diproses oleh Bareskrim Polri.

Baca Juga

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan beras impor asal Vietnam dengan kemasan beras Jasmine telah diangkut oleh pihak Kepolisian dari Pasar Cipinang, Jakarta Timur.

"Barang beras yang sudah (rembes) di Pasar Cipinang sudah diambil Polisi, beserta karungnya. Yang kedua, dua pabrik atau dua perusahaan gudangnya sudah disegel atau police line dan dua perusahaan itu sudah diproses di Bareskrim," kata Suwandi dalam RDP yang digelar Komisi IV di Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, Senin (25/1).

Seperti diberitakan sebelumnya, rembesnya beras impor asal Vietnam jenis jasmine rice di Pasar Induk Beras Cipinang menimbulkan kekhawatiran bagi para pedagang. Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyatakan temuan beras Jasmine dijual dengan harga relatif murah. Setelah kemasannya dibuka, ternyata beras tersebut merupakan beras premium biasa.

Dalam RDP tersebut, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi menjelaskan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero dan PT Sarinah mendapat tugas impor beras khusus.

 

Arief pun mengakui beras tersebut masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang. Namun hal tersebut sudah dikoordinasikan dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Ditjen Tanaman Pangan Kementan.

"Beras khusus ini yang memang tidak diproduksi di Indonesia, seperti Basmati dan Jasmine Rice. Kemudian terjadi ada masuk sedikit di Pasar Induk Beras Cipinang. Saya sudah berkoordinasi dengan Dirjen Tanaman Pangan dan Menteri BUMN," kata Arief.

Arief menegaskan volume stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai di atas 32.000 ton, yang berarti stok tersebut dinilai aman memenuhi konsumsi pangan masyarakat. Dengan begitu, seharusnya tidak ada beras impor yang masuk ke PIBC.

"Artinya produksi beras lokal cukup sehingga memang kalau ada beras impor masuk ke sana dan itu bukan untuk hotel dan restoran untuk beras khusus, memang tidak di tempatnya," kata dia.

 
Berita Terpopuler