Masjid Turki di Denmark Dicoret dengan Penghinaan Alquran

Pihak berwenang telah melakukan penyelidikan.

Foto : MgRol_94
Masjid Turki di Denmark Dicoret dengan Penghinaan Alquran. Ilustrasi Islamofobia
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Sebuah masjid Turki di Denmark dekat perbatasan Jerman dirusak dengan ejekan anti-Muslim. Presiden asosiasi masjid tersebut, Hursit Tokay, mengatakan pada Sabtu lalu dia meninggalkan Masjid Aabenraa pada Jumat (22/1) pukul 18.00 waktu setempat.

Baca Juga

Ketika dia tiba sekitar pukul 11.00 pada Sabtu (24/1), dia melihat coretan yang menghina Alquran di dinding masjid tersebut. Dilansir di Daily Sabah, Senin (25/1), masjid yang beroperasi di bawah payung Yayasan Islam Turki Denmark itu dalam kondisi sebagian ditutup karena pandemi virus corona.

Atas kejadian itu, Tokay mengatakan pengelola masjid telah melaporkannya ke polisi. Sementara itu, pihak berwenang telah melakukan penyelidikan dan akan memeriksa kamera pengintai di daerah tersebut.

Tokay mengecam serangan tersebut. Ia mengatakan, tulisan tersebut telah dihapus dan tidak ada kerusakan lebih lanjut yang ditemukan.

Penyerangan terhadap masjid bukan kali ini terjadi. Masjid di seluruh Eropa telah mengalami puluhan kasus pencemaran nama baik dalam beberapa tahun terakhir, dengan kejadian yang berbeda-beda.

 

Dalam kasus yang lebih parah, para pelaku ada yang melemparkan bom molotov, di antara bahan peledak lainnya, ke masjid-masjid. Sementara banyak kasus lainnya yang melakukan penyemprotan cat simbol-simbol teroris dan penghinaan.

Muslim di Denmark telah menuntut pemerintah memberikan keamanan yang lebih baik. Kejahatan berlatar kebencian terhadap masjid dan Muslim meningkat di seluruh Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian kejahatan itu didorong kekuatan politik yang tumbuh dari kelompok anti-Muslim dan anti-imigran.

Serangan rasialis yang menargetkan Muslim atau imigran semakin disoroti ketika supremasi kulit putih menjadi lebih gencar mengungkapkan cita-cita mereka dan menjadi arus utama. Namun, tidak ada satu pun kelompok besar yang mengatur serangan terhadap Muslim dan imigran. Sebaliknya, serangan individu menyebabkan lebih banyak serangan oleh peniru.

Di sisi lain, para pejabat Turki, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan, telah berulang kali mendesak para pembuat keputusan dan politikus Eropa agar bertindak menentang rasialisme dan jenis lain diskriminasi yang telah mengancam kehidupan dari jutaan orang yang hidup di antara perbatasan blok Eropa tersebut.

 

https://www.dailysabah.com/politics/diplomacy/turkish-mosque-in-denmark-defaced-with-anti-muslim-slurs 

 
Berita Terpopuler