Pep Guardiola: Foden dan De Bruyne Berbeda

Pep Guardiola Mengakui Phil Foden tengah menjalani musim terbaiknya.

EPA-EFE/Toby Melville
Pemain Manchester City Phil Foden (kedua dari kiri) mencetak gol penyeimbang 1-1 selama pertandingan sepak bola putaran keempat Piala FA Inggris antara Cheltenham Town dan Manchester City di Cheltenham, Inggris, 23 Januari 2021.
Rep: Frederikus Bata Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, CHELTENHAM -- Phil Foden tampil gemilang saat Manchester City menumbangkan tim League Two, Cheltenham Town pada ajang Piala FA. City unggul 3-1 dalam duel di Whaddon Road Stadium, Ahad (24/1) dini hari WIB.

Baca Juga

Foden turut mencetak gol pada laga tersebut. Ia menjadi pusat perhatian di balik hasil positif Manchester Biru.

Kebetulan, gelandang andalan the Citizens, Kevin De Bruyne sedang mendekam di ruang perawatan. Lantaran mengalami cedera hamstring, De Bruyne diprediksi absen hingga empat pekan ke depan.

Mengenai hal ini, seberapa besar potensi Foden menggantikan peran Kevin? Pelatih Josep Guardiola kurang menyukai pemikiran tersebut.

 

 

Menurutnya, setiap pemain berbeda satu sama lain. Seseorang hanya perlu menjadi dirinya sendiri.

"Ada banyak pemain di skuat kami. Phil harus tetap menjadi Phil, bukan Kevin De Bruyne, karena hanya ada satu Kevin de Bruyne," kata Guardiola, dikutip dari laman resmi klubnya.

Terlepas dari pernyataannya di atas, ia mengakui Foden sedang menjalani musim hebat. Pep melihat pemuda 20 tahun itu dalam kepercayaan diri yang tinggi.

Foden tak hanya piawai sebagai seorang gelandang. Tapi juga mampu mencetak gol. "Dia klinis di depan gawang lawan. Dia bisa bermain sebagai winger, di tengah, di empat atau lima posisi di lini depan," ujar Pep menunjukkan kelebihan penggawa tim nasional Inggris itu.

 

 

Pada pertandingan kali ini, Manchester City baru bisa mencetak gol sekitar sembilan menit sebelum waktu normal berakhir. Tim tamu tertinggal 0-1 terlebih dahulu lantaran pada menit ke-59, Alfie May membawa Cheltenham unggul.

Pep tidak merasa heran jika klub semenjana bisa melakukan perlawanan di Piala FA. Bertahun-tahun berada di Inggris, ia sering melihat fenomena seperti itu.

"Ketika kami melawan Newport dua tahun lalu, kami juga menang di menit-menit terakhir. Kemudian Wigan membuat kami tersingkir. Itulah bagusnya Piala FA. Setiap tim dapat mengalahkan tim mana pun," ujar eks juru taktik Bayern Muenchen dan Barcelona ini.

 

 

 

 
Berita Terpopuler