Ahli: Risiko Kematian Covid Meningkat Bila Sudah Sesak Napas

Ahli dari FKUI menyebut covid-19 merusak organ hingga sesak dan sebabkan kematian

Zabur Karuru/ANTARA
Warga berdoa saat melakukan ziarah di kuburan khusus kasus COVID-19 di TPU Keputih di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/1/2021). Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Kamis (21/1), jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 11.703 sehingga total positif menjadi 951.651 dan kasus pasien COVID-19 yang meninggal dunia bertambah 346 orang, sehingga total menjadi 27.203 orang.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Tanah Air secara total kini lebih dari 950 ribu kasus per Kamis (21/1). Begitu memasuki tubuh, virus ini bisa merusak berbagai organ seperti paru, jantung, pembuluh darah, hingga sesak napas yang ujung-ujungnya menyebabkan kematian.

Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI Rumah Sakit Persahabatan Agus Dwi Susanto menjelaskan, sebagian besar Covid-19 yang menginfeksi tubuh menyerang organ paru. 

"Kalau seseorang terinfeksi Covid-19, virus ini akan masuk dalam saluran napas di paru kemudian menempel di reseptornya, paling banyak ACE2. Kemudian masuk dalam sel saluran napas paru dan virusnya bereplikasi atau bertambah banyak di situ," ujarnya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Kupas Tuntas Covid-19 dan Paru-paru, Kamis (21/1).

Dia mengatakan reseptor ACE2 jadi reseptor utama ada di saluran napas dan paru. Kemudian, dia melanjutkan, virus ini akan menyebabkan reaksi di tubuh yang melawan virus tersebut dan menyebabkan berbagai respons tubuh kemudian terjadi faktor peradangan atau inflamasi.

Ia menambahkan, virus ini akan menyebabkan kerusakan di paru karena merangsang kerusakan jaringan paru apabila respons inflamasi tidak bisa memberantas virus ini.

Bahkan, dia melanjutkan, masalahnya bukan hanya ada di paru karena receptor ACE2 juga terdapat di organ lain. Sehingga, dia melanjutkan, saluran napas bagian atas, jantung, pembuluh darah, dan di saluran cerna juga bisa terdampak virus ini.

Setelah menyebar, dia menyebutkan yang sering dirasakan penderitanya adalah keluhan pernapasan ringan hingga yang berat. Ia menyebutkan keluhan ringan seperti batuk berdahak, kemudian kadang disertai sakit tenggorokan. 

"Tetapi yang paling sering muncul gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)," katanya.

Bahkan, dia melanjutkan, kalau virus ini terjadi di saluran napas bawah bisa menyebabkan keluhan yang lebih luas dan berat seperti gejala sesak napas. Atau ketika virus ada di alveolus paru yang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas oksigen dan karbindioksida kemudian terjadi kerusakan akibat infeksi dan peradangan akibat SARS-CoV2 maka oksigen akan terganggu.

 

 Kemudian tubuh akan kekurangan oksigen dan menyebabkan keluhan sesak napas berat. "Risiko kematian bisa terjadi dan lebih tinggi kemungkinannya kalau sudah muncul gejala-gejala sesak napas," katanya. 

 
Berita Terpopuler