Imigran Bergembira Sambut Potensi Kewarganegaraan dari Biden

Joe Biden mengubah sejumlah kebijakan imigrasi Donald Trump

EPA/Pool/Saul Loeb
Presiden terpilih Joe Biden mengucapkan didampingi istrinya Jill, mengucapkan sumpah untuk menjadi Presiden ke-46 Amerika Serikat, Washington, Rabu (20/1).
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, HOMESTEAD -- Imigran senang dengan rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk membuka jalan bagi 11 juta imigran ilegal mendapatkan kewarganegaraan. Para imigran merasakan perubahan besar bagaimana pemerintah AS memandang dan memperlakukan mereka.

Baca Juga

Presiden AS yang baru dilantik mengubah kebijakan keras terhadap imigran dan deportasi massal dengan rancangan undang-undang kewarganegaraan bagi imigran yang tak memiliki dokumen resmi. Biden juga mengubah sejumlah kebijakan imigrasi Donald Trump seputar imigrasi.

Biden menahan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko dan mencabut larangan masuk imigran dari negara-negara mayoritas muslim. Ia memerintahkan kabinetnya untuk terus bekerja melindungi ratusan ribu orang yang datang ke AS sejak anak-anak dari deportasi.

"Ini menetapkan narasi baru, memindahkan kami dari dilihat sebagai penjahat dan orang-orang yang bertanggung jawab pada publik membukakan pintu bagi kami untuk menjadi warga Amerika," kata imigran asal Salvador Yanira Arias, yang tinggal di teritori AS, Puerto Rico, Kamis (21/1).

Arias tinggal di Puerto Rico dengan Status Perlindungan Sementara (TPS). Ia salah satu dari 400 ribu orang yang mendapat status tersebut karena dianggap melarikan diri dari kekerasan dan bencana .

"Ini menetapkan lebih banyak harapan bagi imigran di AS tapi itu semua tergantung pada Kongres, terutama Senat," kata Arias.

 

Ia juga seorang manajer kampanye nasional untuk organisasi advokasi imigran Alianza Americas. Rancangan undang-undang kewarganegaraan itu tampaknya akan mendapat perlawanan keras dari oposisi. Reformasi imigrasi yang serupa pernah diajukan pada 2007 di masa pemerintah George W Bush dan 2013 di masa Barack Obama tapi keduanya gagal diloloskan.  

Namun, imigran lebih optimistis kali ini. Ofelia Aguilar yang menyaksikan pelantikan Biden di televisi bersama empat pekerja lahan pertanian di Homestead, Florida, mengatakan ia tidak pernah merasa begitu positif dengan prospek reformasi imigrasi.

"Saya berharap dia akan memberi kami status legal," kata Aguilar.

Ia datang ke AS dari Meksiko pada 1993 dalam keadaan hamil. Ia bekerja di ladang pertanian selama bertahun-tahun sebelum membuka sendiri bisnis pertanian akar jicama sendiri.  

"Harapan telah terbuka, begitunya banyak orang yang telah menderita," kata Aguilar yang menangis setelah Biden mengambil sumpah jabatan.

Sementara itu, sejumlah pekerja tani di sekitar 56 kilometer sebelah selatan Miami mengatakan mereka kecewa Biden tidak menyebutkan imigran dalam pidato pengukuhannya. "Saya hanya berharap pada Tuhan, bukan pada presiden," kata Sofia Hernández, pekerja pertanian yang tinggal di AS tanpa status legal sejak 1989.

"Begitu banyak yang mengatakan mereka akan melakukan sesuatu, dan saya tidak melihat hasilnya," kata Hernández. 

 
Berita Terpopuler