Penjelasan Surat Maryam Inspirasi Seluruh Keluarga Anda

Surat Maryam membahas hubungan orang tua dan anak.

ANTARA /Ahmad Subaidi
Penjelasan Surat Maryam Inspirasi Seluruh Keluarga Anda. Ilustrasi keluarga Muslim.
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menikah, berkeluarga, dan membesarkan anak-anak adalah naluri yang Allah tanamkan dalam diri kita. Alquran membahas hal itu pada hubungan orang tua dan anak dalam Surat Maryam. 

Baca Juga

Di samping kecintaan untuk berkeluarga, Surat Maryam mengajarkan motif utama memiliki anak harus bersumber dari keinginan membesarkan generasi penerus yang bertakwa kepada Allah. Kata kunci yang sering diulang dalam surat ini berkisar pada masalah keluarga, orang tua, dan warisan.

Surat ini dimulai dengan pembacaan rendah hati dari Nabi Zakaria AS yang meminta Allah memberinya penerus untuk menyebarkan kebaikan di antara anak-anak Israel. Allah berfirman dalam Surat Maryam ayat 5-6:

وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ

يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

Wa innī khiftul-mawāliya miw warā`ī wa kānatimra`atī 'āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā. Yariṡunī wa yariṡu min āli ya'qụba waj'al-hu rabbi raḍiyyā. 

“Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.”

 

 

Allah menjawab doa Nabi Zakaria AS dengan memberkatinya seorang putra, yakni Nabi Yahya AS yang dibesarkan seperti pada ayat 12-14:

يٰيَحْيٰى خُذِ الْكِتٰبَ بِقُوَّةٍ ۗوَاٰتَيْنٰهُ الْحُكْمَ صَبِيًّاۙ

وَّحَنَانًا مِّنْ لَّدُنَّا وَزَكٰوةً ۗوَكَانَ تَقِيًّا ۙ

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا

Yā yaḥyā khużil-kitāba biquwwah, wa ātaināhul-ḥukma ṣabiyyā. Wa ḥanānam mil ladunnā wa zakāh, wa kāna taqiyyā. Wa barram biwālidaihi wa lam yakun jabbāran 'aṣiyyā. 

“Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa, dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka.”

Setelah itu, Surat Maryam menceritakan keajaiban kelahiran Nabi Isa AS dan menyoroti kebenaran dan kesucian sang ibu, Maryam. Allah berfirman pada ayat 19-20:

قَالَ اِنَّمَآ اَنَا۠ رَسُوْلُ رَبِّكِۖ لِاَهَبَ لَكِ غُلٰمًا زَكِيًّا

قَالَتْ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ وَّلَمْ اَكُ بَغِيًّا

Qāla innamā ana rasụlu rabbiki li`ahaba laki gulāman zakiyyā. qālat annā yakụnu lī gulāmuw wa lam yamsasnī basyaruw wa lam aku bagiyyā. 

 

“Dia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci. Dia (Maryam) berkata, “Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!”

 

Rahasia di balik memiliki anak-anak yang taat dan saleh adalah hidup dengan gaya hidup yang sama dengan kita. Kita tahu Nabi Isa AS berbicara di buaian dan di antara kata-kata awalnya pada ayat 32:

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا

Wa barram biwālidatī wa lam yaj’alnī jabbāran syaqiyyā. 

“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”

Pesan untuk direnungkan

Dilansir About Islam, Rabu (20/1), mengapa Allah memilih nama Maryam sebagai judul surat yang indah ini? Mungkin, Allah ingin bagaimana kita merefleksikan nilai ibu dan bagaimana ibu menjadi sumber utama spiritualitas bagi seluruh keluarga. Ini adalah pesan yang sangat penting untuk semua orang.

Pesan untuk wanita Muslim, harap pahami bagaimana Islam menghargai Anda dan peran Anda dalam membawa stabilitas dan spiritualitas ke rumah. Sementara pria Muslim yang sudah menikah, hargai dan cintai istri Anda karena dia adalah pendidik utama di rumah. Bagi orang belum menikah, kriteria nomor satu dalam memilih pasangan masa depan Anda adalah hubungannya dengan Allah.

 

https://aboutislam.net/shariah/quran/quranic-reflections/surat-maryam-familys-source-spirituality/

 
Berita Terpopuler