Langka, Salju Selimuti Gurun Sahara

Dalam 37 tahun terakhir, salju cuma tiga kali pernah ada di Gurun Sahara di Afrika

Instagram
Salju di gurun Sahara, Afrika, dalam foto yang dibagikan akun Instagram Karim Bouchetata.
Rep: Farah Noersativa Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Januari merupakan waktu saat salju turun di berbagai wilayah di dunia. Suhu udara pun menjadi lebih dingin daripada sebelumnya selama beberapa pekan lamanya. Namun, bagaimana jika salju turun di tempat yang paling panas di dunia sekalipun?

Menurut Times Now News, Selasa (19/1), tahun ini berbeda. Salju terlihat di area luas yang terkenal dengan suhu paling panas di dunia, yaitu Gurun Sahara.

Gurun yang terkenal terik itu pun mengalami penurunan suhu hingga -2 derajat Celsius. Salju pun menutupi area yang dekat dengan kota gurun Ain Sefra, di Aljazair pada Rabu (13/1).

Fenomena yang tak terduga dan jarang sekali terjadi ini ditangkap dalam film oleh fotografer Karim Bouchetata. Dalam foto-foto yang ditangkapnya juga menunjukkan salju yang mengendap di bukit pasir gurun yang kering.

Baca Juga

Kejadian langka seperti lagu Anggun "Snow on the Sahara" itu muncul pada akun Instagram-nya, @kaaarimo. Dalam unggahannya itu, terlihat butiran salju seperti membuat lapisan-lapisan di atas pasir berwarna cokelat. Tak jarang, butiran salju itu semakin banyak membuat lapisan yang tebal membentuk selimut salju di atas pasir.

Beberapa bagian Arab Saudi juga sempat mengalami hujan salju ringan. Para penduduk setempat mengungkapkan kegembiraan atas fenomena langka tersebut.

Turunnya salju di wilayah Arab Saudi menandakan peristiwa ini terjadi untuk pertama kalinya dalam lebih dari setengah abad. Ini juga pertama kalinya suhu di wilayah itu turun di bawah titik beku. Menurut laporan, suhu sampai ke -2 Celsius di wilayah barat daya.

Menurut laporan Forbes, peristiwa langka itu hanya terjadi tiga kali dalam 37 tahun terakhir. Tiga hujan salju sebelumnya terjadi pada 1979, 2016, dan 2017.

 
Berita Terpopuler