Australia tak Khawatir dengan Kematian karena Vaksin Covid

Sebanyak 30 orang di Norwegia dilaporkan meninggal usai mendapat vaksin Pfizer.

EPA-EFE/Mourad Balti Touati
Operasi vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Pfizer-BioNTech di Rumah Sakit San Paolo, Milan, Italia, 04 Januari 2021.
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan tenaga kesehatan di Norwegia dan Australia menyatakan tidak khawatir dengan laporan 30 orang yang meninggal di Norwegia, setelah mendapatkan vaksin buatan Pfizer. Australia adalah salah satu negara yang akan menggunakan vaksin tersebut dalam waktu dekat.

Professor Brendan Murphy, Sekretaris Departemen Kesehatan Australia mengatakan dia tidak merasa terlalu khawatir dengan laporan tersebut.

"Kelompok orang yang mengalami efek buruk dan sayangnya meninggal adalah mereka yang sudah betul-betul lanjut usia dan lemah," kata dia, yang sebelumnya menjabat Kepala Bidang Medis Australia, dalam acara ABC News Breakfast hari Senin (18/01).

"Masih belum jelas benar apakah karena vaksin [dan] seberapa langsung hubungan vaksin dengan kematian."

Therapeutic Goods Administration (TGA), lembaga di Australia yang mengeluarkan izin bagi penggunaan obat-obatan, mengatakan sedang berusaha mencari informasi lebih lanjut mengenai kematian tersebut.

TGA mengonfirmasi sudah menerima laporan mengenai sekitar 30 kematian di rumah perawatan lansia di Norwegia yang sudah mendapatkan vaksin. Namun, di sana dilaporkan sekitar 400 warga lanjut usia meninggal di rumah perawatan lansia setiap minggunya. Menyusul laporan kematian tersebut, pihak otoritas di Norwegia mengubah cara pemberian vaksin.

"Tetapi kami membuat beberapa penyesuaian, apa yang harus diperhatikan para dokter ketika melakukan vaksinasi," kata Steinar Madesn, Direktur Medis Badan Pengobatan Norwegia (NOMA) kepada ABC hari Senin pagi.

"Seluruh pasien ini adalah penghuni rumah lansia, jadi bila ada tingkat harapan hidup yang sangat pendek, jika mereka sudah menderita penyakit kronis, maka disarankan untuk tidak melakukan vaksinasi terhadap mereka."

Pfizer sendiri mengeluarkan pernyataan mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut dan bekerjasama dengan NOMA untuk mengumpulkan lebih banyak informasi lagi. "Pihak berwenang Norwegia memberi prioritas imunisasi bagi penghuni rumah lansia, yang kebanyakan mereka sudah uzur dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti sudah lama memiliki penyakit yang tidak bisa disembuhkan," kata pernyataan tersebut.

"NOMA mengonfirmasikan jumlah insiden yang dilaporkan tidaklah mengkhawatirkan dan ini memang sudah diperkirakan.

"Semua laporan kematian akan dikaji lagi dengan seksama oleh NOMA untuk mengetahui apakah insiden ini berhubungan dengan pemberian vaksin."


Baca Juga


Warga Australia masih bisa menunggu
Profesor Catherine Bennett, Kepala Departemen Epidemiologi di Deakin University di Melbourne mengatakan warga Australia tidak perlu khawatir Sebab, mereka tidak akan mendapatkan vaksin jika tidak aman.

"Saya kira warga tidak usah khawatir, kita memiliki sistem yang bagus, sistem yang menyeluruh dan karena kita bisa menunggu seluruh data fase ketiga uji klinis dan sekarang juga bisa mempelajari apa yang dilakukan di negara lain," katanya.

"Vaksin ini bagi sebagian besar orang akan sangat bermanfaat untuk mencegah kematian dan sakit yang parah, itulah yang ingin dilakukan."

Di Norwegia sejauh ini 45 ribu orang sudah menjalani vaksinasi, sebagian besar tinggal di rumah perawatan lanjut usia. Australia baru akan memulai program vaksinasi menggunakan Pfizer pada Februari.

 

sumber: https://www.abc.net.au/indonesian/2021-01-18/australia-tak-khawatir-dengan-kematian-akibat-vaksin-pfizer/13066420

 
Berita Terpopuler