Pandemi Memburuk, Satgas: Siapa yang tak Jenuh?

Fasilitas medis saat ini kewalahan dalam menangani pasien Covid-19.

istimewa
Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik.
Rep: Sapto Andika Candra Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 terus mengingatkan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan 3M dan mengurangi mobilitas yang tak mendesak. Ajakan ini disampaikan satgas menyusul memburuknya tren penularan Covid-19 memasuki pekan ketiga Januari 2021 ini. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro menyampaikan, tren penularan yang memburuk terbaca dari angka konfirmasi positif Covid-19 yang tembus 14.224 kasus pada Sabtu (16/1) lalu, dengan rata-rata kasus baru 10.000 kasus per hari. 

"Siapa yang tidak jenuh dengan kondisi prihatin pandemi ini? Siapa yang tak mau kembali ke hidup normal sebelum pandemi? Saya rasa semuanya mau kembali ke sedia kala. Kita perlu selaraskan niat keluar dari pandemi dengan perilaku kita," ujar Reisa dalam keterangan pers, Senin (18/1). 

Seorang vaksinator memperlihatkan botol vaksin COVID-19 Sinovac usai vaksinasi tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas. (ANTARA/Jessica Helena Wuysang)
 
 

Reisa menambahkan, fasilitas medis pun saat ini kewalahan dalam menangani pasien Covid-19. Rumah sakit dan tenaga kesehatan, ujar dia, mengalami tekanan besar terkait penanganan Covid-19. Ia juga menyebutkan bahwa tenaga medis dilanda kelelahan lantaran menangani pandemi selama nyaris setahun ini. 

"(Tenaga medis) setahun berjibaku dengan membludaknya pasien Covid-19. Di saat yang sama, harus memastikan pasien penyakit lain tetap aman dan dilayani dengan baik. Sistem kesehatan kita tertekan hebat," ujar Reisa. 

 

 

Menurut Reisa, pemerintah perlu dibantu masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan secara drastis untuk memutus rantai penularan. Cara terampuh, ujarnya, tetap dengan menjalankan protokol kesehatan 3M secara ketat. Protokol kesehatan yang dimaksud adalah mengenakan masker saat berinteraksi dengan orang lain, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. 

"Sekarang bukan saatnya berkerumun. Tidak sepadan dengan nyawa kita, hanya untuk berkerumun. Apalagi hanya dengan alasan kebosanan," kata Reisa. 

Dia menekankan, bahwa protokol kesehatan ini tetap perlu dijalankan kendati masyarakat sudah divaksin. Sampai kapan? Reisa menyebutkan bahwa masyarakat tetap perlu menjalankan protokol kesehatan sampai pandemi benar-benar usai atau saat herd immunity terbentuk. 

Diberitakan sebelumnya, jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh pecah rekor hari ini. Tercatat ada 9.475 pasien Covid-19 yang sembuh pada Senin (18/1) ini, sehingga angka kumulatif pasien sembuh menjadi 745.935 orang. 

 

Namun, kabar baik tingginya angka kesembuhan hari ini, belum cukup menutup fakta tentang masih parahnya penularan Covid-19 di Tanah Air. Hari ini tercatat ada 9.086 kasus positif baru. Kendati angka kasus baru menurun dibanding hari-hari sebelumnya, namun tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian masih tinggi yakni 28,05 persen. 

Turunnya temuan kasus positif hari ini juga sejalan dengan jebloknya kapasitas pemeriksaan. Pada Senin (18/1) dilaporkan 'hanya' 32.381 orang yang diperiksa. Angka ini jauh di bawah jumlah orang yang diperiksa pada hari-hari sebelumnya, seperti 45.358 orang pada Sabtu (16/1) atau 49.466 orang pada Jumat (15/1).  

 

Data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 hari ini memberi gambaran umum bahwa angka penularan masih tinggi kendati tingkat kesembuhan juga ikut membaik. Selain itu, masalah klasik berupa jebloknya kapasitas testing saat akhir pekan dan hari libur nasional belum juga ada solusinya. 

 
Berita Terpopuler