Investor! Jangan Mudah Tergiur Pom-Pom Saham Ala Influencer

Pom-pom saham ini sangat berisiko bagi investor pemula.

Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya. ilustrasi
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Influencer yang mempromosikan saham-saham tertentu belakangan sering muncul di media sosial. Pengamat pasar modal Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, investor harus berhati-hati dalam menyikapi fenomena tersebut. 

Baca Juga

Di satu sisi, Budi mengakui, promosi saham atau yang lebih dikenal dengan istilah 'pom-pom' saham bisa memberi keuntungan terhadap pasar modal. Fenomena tersebut akan membuat orang tertarik untuk menjadi investor saham sehingga dapat meningkatkan volume dan likuiditas saham di bursa. 

Namun di sisi lain, menurut Budi, aksi 'pom pom' saham juga bisa menjerumuskan investor dalam kerugian. "Saham-saham yang harganya sudah tinggi lalu di pom-pom itu salah dan akan membahayakan," kata Budi kepada Republika.co.id, Senin (18/1). 

Budi menjelaskan, 'pom-pom' saham bertujuan menaikkan harga saham tertentu dalam waktu singkat. Menurut Budi, oknum yang melakukan pom-pom saham bisa jadi hanya ingin mengambil keuntungan secara instan dengan cara mengelabui investor lainnya. 

 

 

Bagi investor yang sudah telanjur masuk ke saham tersebut akan terjebak di harga tinggi dan sulit untuk mengembalikan modalnya. "Kalau pas memburu harga sudah naik tidak wajar maka investor siap-siap menghadapi kerugian, setiap harinya saham bisa turun tujuh persen," kata Budi. 

Budi mengatakan, pom-pom saham ini sangat berisiko bagi investor pemula. Untuk itu, Budi mengingatkan agar investor tidak mudah tergiur dengan saham-saham yang dipromosikan influencer. Investor harus mengetahui betul seluk beluk perusahaan sebelum memutuskan untuk membelinya. 

Berbeda dengan instrumen keuangan lainnya seperti deposito ataupun surat utang, menurut Budi, investasi saham memiliki risiko yang cukup besar. Oleh sebab itu, sebelum membeli investor perlu melakukan analisa terhadap perusahaan baik dari sisi bisnis, manajemen maupun laporan keuangan. 

"Memang saham bisa memberi keuntungan yang besar, tapi di sisi lain juga ada risiko yang besar," tutup Budi. 

 

 
Berita Terpopuler