Jaksa Duga Perusuh Capitol Mau Tangkap dan Bunuh Pejabat

Penyelidikan masih tahap awal, dan belum ada bukti cukup atas tuduhan itu.

EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Para pengunjuk rasa Pro-Trump menyerbu halaman Front Timur Capitol AS, di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Berbagai kelompok pendukung Trump telah membobol Capitol AS dan melakukan kerusuhan saat Kongres bersiap untuk bertemu dan mengesahkan hasil pemilihan Presiden AS 2020.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jaksa federal mengatakan, bahwa ada bukti kuat massa pendukung Donald Trump yang rusuh pekan lalu bertujuan untuk menangkap dan membunuh pejabat terpilih. Meski demikian kepala investigasi memperingatkan penyelidikan masih dalam tahap awal.

Tuduhan itu muncul dalam mosi yang diajukan jaksa penuntut pada Kamis (14/1) malam di Phoenix. Kasus itu ditujukan terhadap Jacob Chansley, pria Arizona yang mengambil bagian dalam pemberontakan sambil memakai cat wajah, tanpa kemeja dan topi berbulu dengan tanduk.

Baca Juga

"Bukti kuat, termasuk kata-kata dan tindakan Chansley sendiri di Capitol, mendukung bahwa tujuan para perusuh Capitol adalah untuk menangkap dan membunuh pejabat terpilih di Pemerintah Amerika Serikat," tulis jaksa dalam memo dilansir laman The Age, Sabtu (16/1).

Jaksa mendesak hakim untuk menahan Chansley di balik jeruji besi. Jaksa penuntut mengatakan, Chansley menulis catatan ancaman kepada Pence yang berbunyi, "Ini hanya masalah waktu, keadilan akan datang". Ancaman disampaikan ketika dia naik ke panggung tempat Wakil Presiden Mike Pence memimpin rapat beberapa saat sebelumnya,

Pence dan para pemimpin kongres telah digiring keluar ruangan oleh Secret Service dan Capitol Police sebelum para perusuh menyerbu ke dalam ruangan. Gerald Williams, pengacara Chansley, tidak membalas panggilan telepon atau membalas email pada Jumat pagi untuk meminta komentar. Sidang penahanan dijadwalkan dalam kasusnya untuk Jumat.

Chansley menyebut dirinya "QAnon Shaman" dan telah lama menjadi pendukung dalam kampanye Trump. Dia menyerahkan diri ke kantor lapangan FBI di Phoenix pada Sabtu.

Namun demikian penjabat pengacara AS untuk District of Columbia, Michael Sherwin tidak yakin tentang klaim tersebut. Dia mengatakan bahwa mereka tidak memiliki bukti langsung pada saat ini. Sherwin mengatakan tampaknya ada kebingungan di antara beberapa jaksa, sebagian karena kerumitan penyelidikan dan jumlah orang yang terlibat.

Lebih dari 80 orang menghadapi dakwaan yang berasal dari kekerasan, termasuk lebih dari 40 orang di pengadilan federal.  Tuduhan federal yang dibawa sejauh ini terutama untuk kejahatan seperti masuk secara ilegal, tetapi jaksa penuntut mengatakan mereka menimbang tuduhan yang lebih serius terhadap setidaknya beberapa perusuh.

 
Berita Terpopuler