Indonesia Kehilangan Ulama Penyejuk Sekaligus Pemersatu Umat

Syekh Ali Jaber mampu menjadi penyambung aspirasi antara umat dan pemerintah.

Antara/Rivan Awal Lingga
Syekh Ali Jaber
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Alkhaledi Kurnialam, Ronggo Astungkoro, Dea Alvi Soraya, Fuji E Permana, Muhyiddin, Zainur Mashir Ramadhan, Umar Mukhtar, Rizky Suryarandika

Pendakwah Syekh Ali Jaber meninggal dunia sebagaimana diinformasikan Yayasan Syekh Ali Jaber dalam akun Instagramnya, @yayasan.syekhalijaber pada Kamis (14/1) pagi. Adik kandung Syekh Ali Jaber, Muhammad Jabeer mengatakan, kakaknya akan dimakamkan di tempat awal dai ternama ini berdakwah di Indonesia, yakni Pesantren Darul Quran, Banten.

Sebelumnya, Syekh Ali Jaber dinyatakan positif Covid-19 pada Selasa (29/12). Ia sempat masuk ruang ICU RS Yarsi pada Rabu (30/12).

Baca Juga

"Telah wafat guru kita, Syekh Ali Jaber (Ali Saleh Mohammed Ali Jaber) di RS Yarsi Hari ini, 14 Januari 2021/1 Jumadil Akhir 1442 H Jam 08.30 WIB dalam keadaan negatif Covid-19,".

Ucapan belasungkawa datang dari beragam kalangan, salah satunya dari Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku merasa kehilangan atas meninggalnya Syekh Ali Jaber pada Kamis pagi. Mahfud menilai, Syekh Ali Jaber adalah ulama pemersatu umat yang bisa menjembatani aspirasi antara masyarakat dan pemerintah.

"Innalilahi wa inna ilaihi raji'un. Kita kehilangan tokoh penyejuk dan pemersatu umat. Ulama besar Syekh Ali Jaber wafat hari ini," kata Mahfud dalam akun Twitternya yang terpantau di Jakarta, Kamis.

Menurut Mahfud, Syekh Ali Jaber menjadi penyambung aspirasi antara umat dan pemerintah.

"Beliau adalah sahabat baik saya. Karena rendah hati, beliau memanggil saya 'Guru' atau 'Ayah'," tulis Mahfud.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengaku beberapa hari sebelum diberitakan terinfeksi Covid-19, Syekh Ali Jaber menyambangi ke rumahnya.

"Beliau menghadiahi tasbih, kurma pilihan, buku doa, parfum khas aroma Ka'bah," kata Mahfud.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang sedang melakukan kunjungan kerja di Lampung juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya mubaligh kelahiran Madinah 44 tahun silam itu.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kita sangat berduka atas wafatnya Syekh Ali Jaber. Jasa almarhum sangat besar dalam dakwah di Indonesia. Semoga almarhum senantiasa mendapat rahmat dan tempat terbaik di sisi Allah," tutur Menag yang dikutip di Kemenag.go, Kamis (14/1).

"Wafatnya ulama menjadi kehilangan besar buat Indonesia. Mereka adalah panutan umat, tempat masyarakat belajar agama. Selama ini, almarhum juga terus mengedukasi umat tentang pencegahan Covid-19," ujarnya menambahkan.

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) ikut menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber di RS Yarsi Jakarta pada Kamis (14/1). Menurut JK, kepergian Syekh Ali Jaber merupakan kehilangan besar bagi umat Islam di Indonesia.

 

"Almarhum telah berdakwah dari mesjid ke mesjid di seluruh Indonesia,” kata JK melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Kamis (14/1).

JK mengatakan, dalam berdakwah di berbagai masjid serta pengajian, Syekh Ali Jaber menyampaikan dakwah secara teduh, sejuk bahkan santun. Almarhum selalu mengajak umat ke jalan yang benar.

"Tentunya kita semua berduka cita atas wafatnya ulama besar dan ternama, Syekh Ali Jaber. Kepergiannya merupakan suatu kehilangan yang besar bagi umat Islam di Indonesia," ujar JK.

Dengan aksen dan bahasa Indonesia yang baik, wajah Syekh Ali Jaber, yang bersahaja juga sangat akrab dengan pemirsa Indonesia yang rutin mengisi acara acara religius di televisi nasional. Dakwah dan pesan pesan kebaikannya kerap kali viral di sosial media, sehingga sosoknya begitu dekat dengan umat.

Ketua MUI Bidang Dakwah, KH Chalil Nafis. Menurutnya, Syekh Ali Jaber merupakan orang saleh dan dai yang istiqamah. Semasa hidupnya, Kiai Cholil bercerita, sosok Syekh Ali Jaber merupakan sosok yang rendah hati.

Selain sikap rendah hati itu, lanjutnya, Syekh Ali Jaber juga tidak bisa diragukan lagi kecintaannya kepada Indonesia. Walaupun almarhum, kata dia, lahir dan besar di Arab Saudi dengan status kewarganegaraan awal adalah Arab Saudi.

"Cintanya kepada Indonesia tidak diragukan meskipun lahir dan besar dengan status awal adalah warga negara Arab Saudi. Tetapi cintanya kepada NKRI sepenuh hati. Almarhum menjadikan Islam sebagai keyakinan yang mendorongnya mencintai Indonesia," ungkapnya.  

In Picture: Suasana Pemakaman Syekh Ali Jaber di Ponpes Darul Quran

Sejumlah kerabat dan keluarga menabur bunga di kuburan Syekh Ali Jaber di Pondok Pesantren Darul Quran, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Kamis (14/1). Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada usia 44 tahun di Rumah Sakit Yarsi pada Kamis (14/1) pukul 08:38 WIB, karena sakit. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zainy menilai, Syekh Ali Jaber merupakan salah satu ulama yang gigih dalam memperjuangkan nilai-nilai keislaman yang moderat. Sehingga, dakwahnya bisa menyejukkan kehidupan umat Islam Indonesia.

“Beliau adalah sosok yang memiliki kegigihan dalam memperjuangkan nilai Islam yang moderat. Dakwah dan nasehatnya menyejukkan umat,” ucapnya.

Dia mengatakan, Indonesia dan umat Islam tentu sangat berduka kehilangan tokoh besar yang telah mendedikasikan pikiran dan tenaganya untuk tegaknya ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

“Saya mengajak kepada msyarakat Indonesia, khususnya warga NU untuk meneladani kegigihan dan sikap-sikap arif yang dilakukan oleh beliau semasa hidup,” katanya.

Adapun, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Syekh Ali Jaber di Rumah Sakit Yarsi pada Kamis (14/1) pagi ini. Dia memandang bahwa Syekh Ali Jaber adalah seorang pendakwah yang lembut.

"Kita kehilangan sosok pendakwah yang lembut dan mencerahkan. Semoga Allah SWT mengampuninya dan merahmatinya," tutur Dadang kepada Republika.co.id, Kamis (14/1).

Dia juga menyampaikan, almarhum merupakan orang saleh yang sengaja pindah ke Indonesia untuk berdakwah. "Semoga semua amalnya menjadi amal jariyah, dan beliau khusnul khotimah," katanya.

 

Ucapan belasungkawa juga datang dari kalangan parpol. Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto mengaku berduka dan menilai Syekh Ali Jaber sebagai ulama moderat yang mengajarkan persaudaraan bagi seluruh bangsa Indonesia.

"Syekh Ali Jaber merupakan sosok ulama moderat karena mengajak kita semua agar saling bahu-membahu di antara sesama dan menjadikan agama sebagai api pencerahan batin," kata Hasto dalam keterangan, Kamsi (14/1).

Hasto mengatakan, wafatnya Syekh Ali Jaber menjadi kabar duka bagi negeri ini. Dia mengungkapkan, karena almarhum selama ini dikenal melalui dakwah-dakwahnya yang menyejukkan dan mencerahkan.

"Ia mengajarkan pada kita semua beragama yang membangun persaudaraan di antara sesama, jauhi kebencian terhadap orang yang memusuhi kita sekalipun," katanya.

Infografis Kiprah Syekh Ali Jaber - (Republika)

 
Berita Terpopuler