Perlunya Bank Syariah Indonesia Antisipasi Jebakan 5 Persen

Bank Syariah Indonesia harus jadi bank pilihan yang rasional dan inklusif.

Tim Infografis Republika.co.id
Bank Syariah Indonesia
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggabungan bank syariah berpotensi membawa pengaruh signifikan pada perkembangan industri seperti historisnya. Praktisi Bank Syariah Senior, Rizkullah Thohuri mengatakan bahwa merger yang terjadi sebelumnya cukup menjadi acuan.

"Sehingga ada cukup banyak implikasi merger bagi pengembangan ekonomi syariah," katanya dalam Webinar Himpunan Ilmuwan dan Sarjana Syariah Indonesia dengan tema Implikasi Merger Bank Syariah Indonesia Bagi Perkembangan Ekonomi Syariah Indonesia, Kamis (14/1).

Merger ini hal yang biasa dalam dunia perbankan. Misalkan Bank Mandiri hasil merger bank BBD, BDN, BEII dan Bapindo. Bank Danamon dari Bank Tiara, Rama, Tamara, Nusa, Pos, Jayabank, Risjad Salim dan Bank Permata dari Bank Bali, Universal, Prima Express, Artamedia dan Patriot.

Rencana merger diperlukan untuk menciptakan peluang bertumbuh, memperluas wilayah pasar, memperbanyak variasi produk, menyelamatkan industri perbankan, meningkatkan efektifitas pengawasan bank dan meningkatkan skala ekonomi. Begitu juga peluang bagi Bank Syariah Indonesia nantinya.

"BSI akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia, memiliki kapasitas lebih besar untuk berkembang, menguasai pasar perbankan syariah, lebih efisien tetapi at the cost of reduced networks and employment," katanya.

 

Namun demikian, ada juga tantangan yang perlu dihadapi. Seperti kurangnya kompetisi karena BSI akan mendominasi pasar. Selain itu, langkah merger tidak serta merta menambah pangsa pasar, sehingga tidak menambah daya dorong bagi industri.

Ada juga kekhawatiran pada bisnis yang melambat karena konsolidasi dan Covid-19. Praktisi Bank Syariah Senior, Riawan Amin juga mengatakan merger bank syariah kali ini perlu menjawab tantangan dan misi pendirian bank syariah syariah skala besar yang sudah diusung sejak 2009 lalu.

"Tujuan utamanya jelas, agar dapat pangsa pasar yang signifikan," katanya.

Jebakan pangsa pasar lima persen adalah tantangan utama bagi BSI dan industri ke depan. Ia menilai Bank Syariah Indonesia juga harus menjadi bukti bahwa bank syariah adalah pilihan rasional dan inklusif. Artinya, pemilihan kemitraan dengan bank syariah berdasarkan kualitas dan efisiensi kinerja, bukan lagi karena dari sisi religius.

 

BSI juga dinilai perlu menyelesaikan permasalahan yang saat ini ada, seperti dengan Muhammadiyah. Menurutnya, organisasi Islam perlu jadi motor penggerak utama agar keberadaan BSI dirasakan oleh umat Islam.

 
Berita Terpopuler