Jubir: Indonesia Butuh 426 Juta Dosis Vaksin

Indonesia sejauh ini disebut telah mengamankan sekitar 300 juta vaksin Covid-19.

ANTARA/Nova Wahyudi
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi pemberian vaksin COVID-19 Sinovac. Ilustrasi
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, 181,5 juta jiwa penduduk Indonesia diharapkan bisa mendapatkan vaksin Covid-19 dalam kurun waktu 15 bulan. Itu setidaknya memerlukan 426 juta dosis.

Presiden Jokowi bahkan menginginkan akselerasi atau percepatan vaksinasi bisa diselesaikan dalam setahun. Realisasinya, kata dia, tergantung dari ketersediaan vaksin yang bisa didapatkan.

"Indonesia harus memastikan dulu ketersediaan vaksinnya. Kalau untuk menyuntik 181,5 juta orang berarti butuh 426 juta dosis. Ketersediaannya sangat tergantung pada negosiasi yang didukung oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan BUMN penghasil vaksin Bio Farma," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (13/1).  

"Pihak ini yang melakukan diplomasi bilateral dan multilateral untuk segera mendatangkan vaksin."

Menurut Siti Nadia, negosiasi menjadi salah satu upaya penting karena negara-negara lain juga tengah berebut vaksin.  Sejauh ini, Indonesia telah mengamankan 50 juta dosis vaksin dari Astra Zeneca, 125 juta dosis dari Sinovac, Novavax sebanyak 50 juta dosis. Vaksin gratis lembaga internasional fasilitas Covax/Gavi sebanyak 108 juta dosis juga diupayakan.

Artinya, dia melanjutkan, pemerintah Indonesia telah mengamankan lebih dari 300 juta dosis. Butuh sekitar 125 juta dosis lagi untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi dalam negeri.

Hingga kini, dia melanjutkan, pemerintah Indonesia masih melakukan lobi-lobi untuk mendapatkan akses Vaksin Pfizer dan menambah dosis vaksin Novavax serta Astra Zeneca.

"(Keberhasilan) ini tergantung pada negosiasi bilateral dan multilateralnya," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes ini.

Jika ketersediaan vaksin bisa dipastikan, Nadia optimistis proses vaksinasi Covid-19 bisa diselesaikan dalam 15 bulan. Sebab, periode itu termasuk kurun waktu yang lama dan fasilitas kesehatan bisa menyelesaikannya.

Dia melanjutkan, Kemenkes dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah memiliki pengalaman mengadakan imunisasi rutin. Salah satunya kampanye vaksinasi campak rubella (MR) yang bisa diselesaikan dalam sebulan.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia perlu memvaksinasi 181,5 juta orang, atau sekitar 67 persen dari populasi, untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.

Kelompok pertama yang akan menerima vaksin pada Januari-Februari 2021 adalah sebanyak 1,48 juta petugas kesehatan. Bulan Maret-April akan dilanjutkan kepada 17,4 juta petugas publik di rentang usia 18-59 tahun.

Menkes mengharapkan vaksinasi untuk seluruh masyarakat akan dimulai pada akhir April atau awal Mei 2021.

 
Berita Terpopuler