Efikasi Lampaui Standar WHO, Masyarakat Jangan Ragu Divaksin

Standar efikasi dipatok minimal 50 persen.

AP Photo / Ng Han Guan
Efikasi vaksin Covid-19. Ilustrasi
Rep: Sapto Andika Candra Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat kembali diminta untuk tidak ragu dalam menjalani vaksinasi Covid-19. Apalagi, efikasi vaksin Sinovac yang sudah diuji secara klinis di Bandung menunjukkan skor 65,3 persen.

Angka ini sudah lebih tinggi dari standar efikasi vaksin yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), dan BPOM Uni Eropa (EMA). Ketiga lembaga dunia tersebut mematok standar efikasi vaksin sebesar 50 persen.

Baca Juga

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, angka efikasi vaksin Sinovac memberi gambaran bahwa produk vaksin tersebut mampu menekan kejadian infeksi baru, baik terhadap penerima vaksin atau kelompok yang tidak menerima vaksin.

"Masyarakat tidak perlu ragu dalam efektivitas vaksin, karena standar efikasi vaksin oleh WHO, FDA, atau EMA, ialah 50 persen. Saya meminta masyarakat agar tidak khawatir atas vaksin Sinovac yang nantinya akan digunakan dalam program vaksinasi," ujar Wiku dalam keterangan pers di kantor presiden, Selasa (12/1).

Vaksin Sinovac yang akan disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (13/1) besok juga telah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM dan sertifikasi kehalalan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dua sertifikasi tersebut menjadi syarat utama implementasi program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air.

Selain itu, ujar Wiku, terbitnya EUA dari BPOM dan sertifikast halal dari MUI membuktikan bahwa vaksin Sinovac telah memenuhi standar medis sehingga berkhasiat, minim efek samping, serta halal. Uji klinis yang dilakukan terhadap vaksin Sinovac, ujar Wiku, juga telah melalui proses panjang untuk memastikan keamanan, dosis, dan efek sampingnya.

Secara medis, angka efikasi sebesar 65,3 persen memberi arti bahwa selama masa uji klinis secara terkontrol di Bandung, terjadi penurunan hingga 65,3 persen kemunculan kasus pada kelompok yang divaksin, dibandingkan kelompok yang tidak divaksin (plasebo).

"Efikasi ini didapat dari perbandingan efektivitas vaksin antra kelompok yang divaksin dengan yang tidak. Besar efikasi ini dipengaruhi berbagai hal," kata Wiku.

Wiku menambahkan, pemerintah masih punya pekerjaan rumah untuk menghitung efektivitas dari vaksin Sinovac ini. Efektivitas vaksin baru bisa diketahui setelah program vaksinasi secara nyata berjalan di tengah masyarakat. Dalam kurun waktu tertentu, misalnya enam bulan, pemerintah akan melihat seberapa besar efektivitas vaksin Covid-19 dalam menekan angka infeksi baru.

"Efektivitas vaksin ini akan diketahui setelah dilakukan pemantauan efek perlindungannya di masyarakat yang divaksinasi dalam kurun waktu tertentu. Herd immunity akan tercapai apabila penularannya menurun terus menerus sampai sangat minimal atau tidak ada sama sekali," kata Wiku. N Sapto Andika Candra

 
Berita Terpopuler