15 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia

15 juta dosis bahan baku vaksin ini kembali dibawa oleh maskapai Garuda Indonesia.

istimewa
Kepala BNPB yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo
Rep: Dessy Suciati Saputri     Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin Covid-19 tahap ketiga dari perusahaan biofarmasi Sinovac Biotech Ltd asal Cina pada Selasa (12/1) siang. Dalam pengiriman ini, sebanyak 15 juta dosis vaksin Sinovac tiba melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 12.20 WIB.

Baca Juga

Disiarkan melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden, 15 juta dosis bahan baku vaksin ini kembali dibawa oleh maskapai Garuda Indonesia. Selanjutnya, bahan baku vaksin ini akan diolah oleh PT Bio Farma menjadi vaksin siap pakai.

“Baru saja kami dengan Menteri Agama dan Direktur Utama Garuda meninjau proses uploading vaksin Sinovac yang baru saja tiba di Tanah Air sebanyak 15 juta dosis,” kata Kepala BNPB yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo saat konferensi pers.

Ia mengatakan, kedatangan tahap ketiga vaksin Sinovac ini akan menambah jumlah dosis vaksin yang ada di Indonesia untuk pelaksanaan vaksinasi kepada seluruh masyarakat. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dengan pengolahan 15 juta dosis bulk vaksin ini maka Indonesia akan memiliki 12 juta vaksin jadi pada awal Februari nanti. Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah telah mendatangkan tiga juta vaksin Covid-19 Sinovac dalam dua tahap.

Pada tahap pertama, pemerintah menerima 1,2 juta vaksin Sinovac pada Ahad (6/12). Kemudian, pada tahap kedua, sebanyak 1,8 juta vaksin Covid-19 Sinovac yang berasal dari Cina tiba di Indonesia.

Program vaksinasi sendiri rencananya dilakukan untuk pertama kalinya pada Rabu 13 Januari esok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi orang pertama di Indonesia yang akan menerima suntik vaksin tersebut.

Vaksin Sinovac telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, vaksin Covid-19 asal Cina inipun telah resmi mendapatkan fatwa halal dari MUI.

 
Berita Terpopuler