Sensitivitas Rapid Test CePAD Buatan Unpad Capai 82 Persen

Tingkat akurasi dan sensitivitas dari CePAD sudah melampaui ambang rekomendasi WHO.

Antara/M Agung Rajasa
Peneliti menunjukkan alat deteksi cepat atau Rapid Test CePAD Antigen di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/5/2020). Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Tekad Mandiri Citra dan Pakar Biomedika Indonesia menciptakan dan memproduksi Rapid Test CePAD Antigen guna mendeteksi keberadaan virus dalam penanganan COVID-19 atau penyakit infeksi lainnya
Rep: Arie Lukihardianti Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Produk rapid tes berbasis antigen CePAD karya tim peneliti Universitas Padjadjaran menjadi satu-satunya produk tes antigen yang diproduksi di Indonesia. Karena itu, CePAD didorong untuk memperbanyak jumlah produksi, sehingga bisa memenuhi kebutuhan rapid tes antigen di Indonesia.

“Unpad satu-satunya universitas yang menciptakan rapid tes berbasis antigen di Indonesia,” ujaru Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana Sari, PhD, saat menjelaskan mengenai produk CePAD dalam acara Peluncuran Media Center Ikatan Alumni Unpad, akhir pekan lalu.

Tingkat akurasi dan sensitivitas dari CePAD pun sudah melampaui ambang rekomendasi yang ditetapkan WHO. Berdasarkan kajian terakhir, kata Diana, akurasi CePAD sudah di angka 91,5 persen, sedangkan tingkat sensitivitasnya 82 persen. Angka ini di atas rekomendasi WHO yakni 80 persen.

Diana mengatakan, produk rapid tes CePAD sudah mendapat izin edar sejak 4 November 2020 lalu. Produk ini sudah dipakai dan telah dipesan oleh Kementerian Riset dan Teknologi RI dan Pemprov Jawa Barat.

 

 

Tes berbasis antigen sendiri saat jni sudah mendapat rekomendasi dari WHO maupun Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinis Indonesia. Untuk harga, kata dia, CePAD dipatok Rp 120 ribu. 

Diana menjelaskan, harga ini bukan menjadi harga termurah untuk produk tes antigen saat ini. Namun, dia optimistis, jika produksi CePAD terus meningkat, harganya akan lebih murah.

“Seumpama kita produksi satu juta, produk ini akan bisa bersaing dengan produk tes antigen dari importir,” katanya.

Inovasi karya civitas akademika Unpad ini juga didukung penuh oleh para alumni. Ketua Ika Unpad Irawati Hermawan bangga bahwa CePAD menjadi satu-satunya produk tes antigen yang diproduksi di dalam negeri.

 

“Adanya inovasi ini makin menguatkan peran Unpad sebagai lembaga pendidikan yang terus berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi pandemi,” kata Irawati. 

 
Berita Terpopuler