KNKT Tambah Kapal Pencari Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh di sekitar Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.

Edwin Dwi Putranto/Republika
Temuan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan diperlihatkan di Dermaga JICT 2, Jakarta, Senin (11/1). Foto : Edwin Putranto/Republika
Rep: Rahayu Subekti Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini terus memaksimalkan pencarian kotak hitam dari pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 setelah mengalami hilang kontak. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, penambahan kapal untuk mencari kotak hitam akan dilakukan.

Baca Juga

“Besok kita akan merencanakan untuk memberangkatkan kapal Baruna Jaya IV yang ada peralatan tambahan untuk menemukan kotak hitam,” kata Soerjanto dalam konferensi pers di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Senin (11/1).

Hingga saat ini, Soerjanto menuturkan pencarian kotak hitam masih terus dilakukan setelah mempersempit area di sekitar sinyal yang ditemukan. Soerjanto mengharapkan doa agar pencarian kontak hitam segera ditemukan.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan mengenai kronologi pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dengan nomor registrasi PK-CLC yang hilang kontak pada Sabtu (9/1). Budi mengatakan pesawat tersebut lepas landas pada pukul 14.36 WIB.

 

 

“Pukul 14.37 WIB masih (berada di ketinggian) 1.700, kontak diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen,” kata Budi dalam konferensi video, Sabtu (9/1) malam.

Budi melanjutkan, pada pukul 14.40 WIB, petugas ATC di Jakarta melihat dalam pantauannya pesawat tersebut tidak terbang ke arah yang sesuai atau 075 derajat. Budi mengatakan, pesawat tersebut justru mengarah ke barat laut.

“Oleh karenanya ditanyakan ATC untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian, dalam hitungan detik SJ 182 hilang dari radar,” ujar Budi.

Setelah itu, Budi menuturkan, manajer operasi ATC di Bandara Soekarno-Hatta langsung berkoordinasi dengan Basarnas. Begitu juga berkoordinasi dengan bandara tujuan dan instansi terkait. 

 
Berita Terpopuler