Larangan Terbang Dicabut, Warga Arab Saudi Berburu Tiket

Agen perjalanan melihat tingginya permintaan perjalanan ke Dubai, London, dan AS.

Saudi Ministry of Media via AP
Agen Perjalanan berbasis di Kerajaan Saudi mengalami hari yang sibuk pada Sabtu (9/1). Mereka menantikan bisnis besar, setelah otoritas mengumumkan akan melanjutkan penerbangan internasional pada 31 Maret.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Agen Perjalanan berbasis di Kerajaan Saudi mengalami hari yang sibuk pada Sabtu (9/1). Mereka menantikan bisnis besar, setelah otoritas mengumumkan akan melanjutkan penerbangan internasional pada 31 Maret. Kementerian Dalam Negeri mengumumkan, warga negara diizinkan melakukan perjalanan ke dan dari negara itu, ketika penerbangan internasional diputuskan kembali berjalan.

Salah satu agen perjalanan, Al-Maha United Travel, menyebut, pihaknya melihat permintaan yang tinggi untuk perjalanan ke Dubai, London, dan AS. “Kami menerima banyak pertanyaan melalui panggilan telepon, akun media sosial kami, maupun yang datang langsung. Itu adalah berita bagus, setelah 10 bulan kami menunggu dan menderita tanpa adanya perjalanan internasional serta penangguhan pariwisata," kata penyelia perusahaan dan agensi liburan tersebut, Fawad Iqbal, dilansir di Arab News, Ahad (10/1).

Penerbangan diperkirakan dilanjutkan sekitar dua pekan sebelum dimulainya Ramadhan. Meski demikian, Iqbal mengatakan, waktu yang terbatas ini tidak boleh membatasi atau memperlambat pemesanan dengan cara apa pun.

Ia juga merasa yakin, meski waktu yang ada berdekatan dengan bulan Ramadhan, hal ini tidak akan membawa dampak yang besar. Kebanyakan orang, baik warga maupun ekspatriat Arab Saudi, disebut sangat ingin bepergian ke luar negeri.

"Perjalanan akan meledak, jika negara lain mengizinkan turis masuk. Karena saat ini masih banyak negara menetapkan batasan untuk mengizinkan turis masuk," kata dia.

 

Dia juga mengatakan, pembatasan perjalanan Arab Saudi ditujukan untuk memastikan keselamatan orang-orang di negara itu. Ia menyambut baik tanggapan cepat pemerintah terhadap penanganan pandemi Covid-19 ini.

"Kerajaan telah melakukan banyak upaya untuk memerangi pandemi ini dan kami berterima kasih kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas semua rencana dan manajemen yang luar biasa ini," lanjutnya.

Warga Arab Saudi memiliki pendekatan berbeda untuk rencana perjalanan masa depan mereka, setelah mengetahui keputusan pencabutan izin perjalanan yang diumumkan Jumat (8/1) lalu. Beberapa langsung memesan tiket penerbangan, sementara yang lain lebih suka menunggu hingga seluruh dunia mencabut pembatasannya, untuk memanfaatkan liburan sebaik mungkin.

Pemesanan maskapai penerbangan menunjukkan kenaikan harga yang bervariasi, antara 50 hingga 300 persen, untuk pemesanan tamu. Salah satu warga Saudi, Ghufran Ahmed, memilih memesan penerbangannya pada akhir tahun atau awal 2022.

Keputusan ini diambil karena ia merasa menunggu beberapa bulan lagi tidak akan membuat perbedaan. Kebijakan karantina yang masih berlaku di luar negeri disebut memainkan peran besar dalam keputusannya menunda rencana perjalanan. Dia juga mengatakan, tujuan berlibur adalah bepergian tanpa rasa khawatir dan merasakan aktivitas yang tidak biasa ditemukan di Kerajaan.

Warga lainnya, Sarah Eid, menyebut ia ingin melakukan perjalanan selama empat sampai lima hari, sejak hari pertama dimulainya kembali penerbangan. Meski memiliki rencana, dokter magang berusia 24 tahun ini menyebut dirinya belum memesan tiket kemanapun.

 
Berita Terpopuler