Kerusuhan di Capitol Hill AS Jadi Bahan Ejekan di China

China membandingkan kasus Amerika dengan di Hong Kong.

EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Para pengunjuk rasa Pro-Trump menyerbu halaman Front Timur Capitol AS, di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Berbagai kelompok pendukung Trump telah membobol Capitol AS dan melakukan kerusuhan saat Kongres bersiap untuk bertemu dan mengesahkan hasil pemilihan Presiden AS 2020.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pejabat China dan pengguna media sosial mengejek insiden kerusuhan di Gedung Kongres Capitol Hill, Washington DC, Amerika Serikat (AS), Rabu (6/1) waktu setempat. Kekacauan di aula Kongres menjadi alat propaganda bagi pemerintahan Presiden Cina Xi Jinping.

Pada Kamis (7/1), juru bicara kementerian luar negeri Cina,  Hua Chunying menyamakan kerusuhan AS dengan protes pro-demokrasi Hong Kong pada 2019. Seperti diketahui, pada Juli tahun lalu, pengunjuk rasa masuk dan merusak Dewan Legislatif Hong Kong, parlemen de facto wilayah itu.

"Ketika hal serupa terjadi di Hong Kong, beberapa media Amerika dan AS bereaksi berbeda," kata Hua Chunying dikutip laman Financial Times, Kamis (7/1).

Sebagian besar media pemerintah China juga menyampaikan berita singkat tentang perkembangan di Washington. Namun media-media tersebut menerbitkan foto dan video yang dramatis.

Platform media sosial China juga dibanjiri dengan komentar sinis yang membandingkan kerusuhan di Washington dengan Musim Semi Arab dan protes "revolusi warna" hingga protes pro-demokrasi yang sering disertai kekerasan di Hong Kong. Akun media sosial Liga Pemuda Partai Komunis China mengunggah gambar pendukung Trump di sekitar Capitol.

Akun tersebut menyebutnya sebagai "karya agung global". Hal itu merujuk pada referensi nyata komentar Ketua House of Representative Nancy Pelosi tahun lalu bahwa nyala lilin pro-demokrasi besar-besaran di Hong Kong adalah pemandangan yang indah.

Reaksi di Cina sangat kontras dengan sekutu AS di kawasan Asia-Pasifik. "Apa yang terjadi salah," kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.

Baca Juga

Menurutnya, hak orang untuk melakukan pemungutan suara. Keputusan pemungutan suara itu mesti ditegakkan secara damai tidak boleh dibatalkan oleh massa. "Saya yakin demokrasi akan menang," ujar Ardern.

Dalam peringatan yang biasanya disediakan untuk negara-negara yang dilanda perselisihan dalam negeri, Canberra memperbarui saran perjalanan untuk warga negara Australia di AS.


Dia mendesak warga negara Australia untuk menghindari daerah di Washington DC, tempat protes sedang terjadi. "Jelas ini adalah waktu yang sulit bagi AS. Mereka adalah teman baik Australia dan mereka salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Pikiran kami bersama mereka dan kami berharap transisi damai itu terjadi," ujar PM Morrison.

India juga mengomentari kerusuhan yang terjadi di AS. "Tertekan melihat berita tentang kerusuhan dan kekerasan di Washington," ujar Perdana Menteri India Narendra Modi. "Perpindahan kekuasaan yang tertib dan damai harus dilanjutkan. Proses demokrasi tidak dapat dibiarkan diubah melalui protes yang melanggar hukum," ujarnya menambahkan.

Kepala sekretaris kabinet Jepang, Katsunobu Kato mengatakan Tokyo memperhatikan situasi di Washington dengan prihatin. "Kami berharap demokrasi Amerika dapat mengatasi situasi sulit ini dan akan ada transisi damai dan demokratis dengan kembali ke perdamaian dan harmoni sosial," katanya.


 
Berita Terpopuler