Seruan Bongkar Supremasi Kulit Putih Usai Muslimah Diserang

Tiga serangan bermotif kebencian dalam 8 hari terjadi bulan lalu di Kanada.

Alarabiya.net
Seruan Bongkar Supremasi Kulit Putih Usai Muslimah Diserang. Ilustrasi
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, ALBERTA -- Keluarga dua wanita Muslim kulit hitam Kanada yang diserang dalam serangan bermotif kebencian pada bulan lalu akhirnya berbicara di depan umum untuk pertama kalinya pada Rabu (6/1). Mereka berbicara di tengah seruan bagi para pemimpin politik untuk mengambil tindakan lebih kuat dalam membongkar kelompok supremasi kulit putih.

Baca Juga

Pada konferensi pers virtual, seorang anggota keluarga korban mengatakan serangan itu telah membuat mereka trauma. "Wanita terkuat yang saya kenal telah dihina secara tidak manusiawi karena menjadi wanita Muslim kulit hitam. Mereka menghancurkan ilusi keselamatan kami dan membuat kami merasa seperti orang asing di satu-satunya tempat yang pernah kami kenal,” kata seorang anggota keluarga.

Mereka berbicara tanpa menyebut nama karena takut akan ada pembalasan. CBC News telah setuju untuk melindungi identitas anggota keluarga.

Wanita itu mengatakan ibu dan saudara perempuannya pergi ke mal Southgate pada 8 Desember untuk mengambil membeli persediaan rumah sebelum perintah kesehatan terkait Covid-19 baru mulai berlaku di Alberta. Polisi mengatakan kedua wanita itu sedang duduk di dalam mobil di tempat parkir ketika seorang pria mulai meneriakkan kata-kata kotor rasial.

Saksi mata mengatakan kepada polisi, pria itu meninju jendela sisi penumpang dan memecahkan kaca. Karena ketakutan, korban lari dari kendaraan.

 

Sayangnya, pria tersebut mengejarnya dan mendorongnya ke tanah. Setelah itu, dia menyerang korban. Wanita lain mencoba menolong korban, tetapi didorong ke tanah sebelum beberapa orang yang berdiri mengintervensi dan menghentikan serangan.

Anggota keluarga korban menyebut penyerang merobek jilbab ibunya. Dia juga menyebut korban dengan Nigger atau kata 'N' dan menyuruhnya kembali ke negara asalnya.

"Adik saya mengatakan penyerang memiliki banyak kebencian di matanya. Dia tidak hanya mengatakan ingin membunuh, tapi dari sikapnya membuatnya tepercaya dia benar-benar akan membunuh,” ucap dia.

Polisi mendakwa Richard Bradley Stevens (41 tahun) dengan dua tuduhan penyerangan dan satu tuduhan kejahatan. Keluarga tersebut meminta polisi mengajukan tuntutan terhadap pria kedua yang mereka katakan terlibat dalam serangan itu.

"Telah diputuskan tidak ada bukti untuk mendukung tuduhan terhadap orang kedua dalam insiden yang mengganggu ini," kata Juru Bicara Polisi, Cheryl Voordenhout dalam sebuah pernyataan kepada CBC News.

 

Sejak insiden itu, kedua korban berjuang mengatasi kompleksitas layanan dan dukungan korban di Alberta. “Bertemu orang demi orang yang tidak siap untuk menangani kejahatan rasial telah mengecewakan. Kami berharap penegak hukum kota akan melakukan segala yang mereka bisa untuk membawa keduanya ke pengadilan,” kata salah seorang anggota keluarga.

Dilansir CBC, Kamis (7/1), anggota keluarga korban bergabung dalam panggilan video dengan beberapa organisasi komunitas kulit hitam dan Muslim, termasuk Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) dan Dewan Urusan Publik Muslim Alberta. Direktur Urusan Hukum NCCM, Sameha Omer meminta pemerintah federal menetapkan rencana nasional dalam membongkar kelompok supremasi kulit putih dan neo-Nazi.

"Sudah waktunya kita melampaui kata-kata kosong. Kami tidak bisa membiarkan kekerasan supremasi kulit putih semacam ini berlanjut di Kanada,” kata Omer.

Kelompok itu juga meminta Perdana Menteri Alberta Jason Kenney untuk bergabung dengan Pemimpin Oposisi NDP Rachel Notley dan wali kota Edmonton dan Calgary untuk membuat rencana bersama provinsi-kota dalam menghentikan pelecehan jalanan dan kekerasan rasialis di Alberta. Tahun lalu, polisi Edmonton melaporkan 64 kejahatan bermotif kebencian.

Selama empat tahun terakhir, jumlah kejahatan bermotif kebencian telah berfluktuasi. Berdasarkan data yang diberikan oleh polisi, jumlah tertinggi yaitu 68 yang terjadi pada 2018 dan terendah 56 pada 2019.

Polisi melaporkan tiga serangan bermotif kebencian dalam rentang delapan hari bulan lalu, dimulai dengan serangan di tempat parkir Southgate Center. Sepekan kemudian, polisi mengatakan seorang wanita Muslim kulit hitam berusia 23 tahun diserang di dekat stasiun LRT Southgate.

Sehari setelah itu seorang pria kulit hitam diserang saat berjalan di dekat rumahnya di Parkdale. Joseph Gladue (38) didakwa melakukan penyerangan yang menyebabkan cedera tubuh setelah serangan Parkdale.

Sedangkan Rene Ladoucer (32) didakwa melakukan penyerangan dengan senjata setelah serangan di stasiun LRT. “Ini Kanada dan fakta kekerasan supremasi kulit putih atau kelompok seperti Three Percenters ada yang bergerak dan beroperasi tanpa pengawasan oleh penegak hukum. Kelompok itu bisa menghancurkan mitologi nasional kita sebagai surga multikultural,” ujar Omer. 

 

https://www.cbc.ca/news/canada/edmonton/edmonton-black-muslim-attack-racism-politics-1.5863547?cmp=rss

 
Berita Terpopuler