Dapat Kedelai Murah, Gakoptindo Janji tak Naikkan Harga

Harga kedelai dipatok Rp 8.500 per kilogram khusus untuk perajin tahu tempe.

ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA
Perajin tahu menyaring sari kedelai yang sudah digiling di sentra produksi Konperasi Tahu Tempe di Pejaten, Serang, Banten, Selasa (5/1/2021).
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan para importir yang telah membantu para pengrajin tempe tahu untuk bisa mendapatkan kedelai dengan harga lebih rendah. Ia mengatakan Gakoptindo berjanji tidak akan menaikkan harga kedelai kepada para pengrajin yang menjadi anggotanya.

Baca Juga

Harga kedelai dipatok Rp 8.500 per kilogram khusus untuk para pengrajin tempe tahu di wilayah Jawa. Itu dilakukan dalam rangka operasi pasar untuk menstabilkan harga dan pasokan kedelai dalam 100 hari ke depan.  

"Kami tidak akan naikkan harga satu sen pun untuk kedelai yang diterima. Harga 8.500 itu satu dan diterima langsung oleh pengrajin tempe tahu yang ada," kata Ketua Gakoptindo Aip Syarifuddin di Jakarta, Kamis (7/1).

Ia mengatakan, pengrajin tempe dan tahu telah terpuruk selama berbulan-bulan akibat harga kedelai impor yang mahal. Ia mengatakan, harga paling murah yang diperoleh sebesar Rp 9.000 dan ada yang hingga Rp 9.600 per kg. "Terima kasih, terima kasih, terima kasih semuanya, kami sangat berbahagia," tuturnya.

Lebih lanjut, Aip mengatakan agar dalam upaya stabilisais kedelai impor ke depan, pemerintah bisa mulai mempersiapkan kedelai lokal untuk digunakan pengrajin tempe tahu. Itu bisa dimulai usai 100 hari operasi pasar yang dimulai hari ini.

"Kami bisa ditanya, kedelai lokal itu lebih bagus, baik gizinya, proteinnya, dan lain-lain. Dengan demikian, masyaraka yang makan tempe tahu akan lebih sehat dan sejahtera," kata dia.

 

Sebagaimana diketahui, Operasi pasar untuk komoditas kedelai resmi dimulai pada Kamis (7/1). Langkah stabilisasi harga dan pasokan lewat operasi pasar itu akan dilakukan dalam waktu 100 hari ke depan. Pasokan bersumber dari para importir kedelai dan didistribusikan langsung kepada produsen tempe dan tahu.

Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, mengatakan, operasi pasar tersebut murni kerja sama langsung antara Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) bersama Gabungan Koperasi Tempe Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Adapun Kementerian Pertanian bersama Kementerian Perdagangan menjadi fasilitator antar kedua belah pihak.

"Kita sepakat dalam 100 hari ke depan, kita akan mendistribusikan kedelai sebanyak 317 ribu ton seharga Rp 8.500 per kilogram. Cukup banyak. Ini supaya harga tidak terlalu tinggi," kata Agung saat dihubungi Republika.co.id.

Harga kedelai yang dijual sebesar Rp 8.500 lebih rendah dari rata-rata harga pasar sebelumnya yang tembus hingga Rp 9.500 per kg. Adapun harga normal kedelai impor yang digunakan pengrajin tempe dan tahu berkisar antara Rp 6.000 per kg-Rp 7.000 per kg. Menurutnya, harga dapat diturunkan karena mekanisme distribusi langsung dipangkas.  

Menurut Agung, kedua belah pihak sudah sepakat mengenai harga baru tersebut sehingga diharapkan gerakan stabilisasi harga dalam 100 hari ke depan berjalan lancar. "Ini dilakukan di seluruh wilayah Jawa, karena yang banyak makan tahu tempe itu kan di Jawa," ujarnya.

 

 
Berita Terpopuler