Komunitas NBA Bereaksi Atas Kerusuhan di Capitol

Pernyataan bersama itu menyoroti perbedaan nyata dalam perlakuan pada pengunjuk rasa.

Michael Reynolds/EPA
Bendera pendukung Donald Trump dikibarkan pendukungnya saat massa menyerbu Capitol Hill pada Rabu (6/1).
Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemain Boston Celtics dan Miami Heat meninggalkan lapangan sesaat sebelum pertandingan NBA di American Airlines Arena, Miami, Kamis (7/1) pagi WIB. Kedua tim kemudian mengeluarkan pernyataan bersama sesaat sebelum tipoff.

Tindakan itu dilakukan beberapa jam setelah perusuh yang merupakan para pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Capitol dan mengganggu pemungutan suara Kongres untuk mengesahkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Sehari sebelumnya, tersiar kabar petugas polisi yang terlibat dalam penembakan Jacob Blake di Kenosha, Wisconsin, tidak akan didakwa.

"2021 adalah tahun baru, tetapi beberapa hal belum berubah," demikian bunyi pernyataan bersama itu seperti dikutip ESPN. "Kami memainkan pertandingan malam ini dengan berat hati setelah keputusan kemarin di Kenosha, dan mengetahui bahwa pengunjuk rasa di ibu kota negara kita diperlakukan berbeda oleh para pemimpin politik tergantung kepada sisi mana dari masalah tertentu yang mereka hadapi.

Pernyataan bersama itu menyoroti perbedaan drastis dalam perlakuan terhadap pengunjuk rasa musim semi lalu dan musim panas dan dukungan yang diberikan kepada pengunjuk rasa yang bertindak ilegal hari ini. "Kami sudah memutuskan memainkan laga demi berusaha membawa kegembiraan ke dalam kehidupan masyarakat. Namun kami tak boleh melupakan ketidakadilan dalam masyarakat saat ini. Kami akan terus menggunakan suara dan platform kami guna menyoroti masalah ini dan melakukan segala yang kami bisa, bekerja untuk Amerika yang lebih setara dan adil."

Direktur Eksekutif Asosiasi Pemain Bola Basket Nasional Michele Roberts mengatakan kepada ESPN bahwa belum ada diskusi dengan NBA tentang penundaan salah satu dari 11 pertandingan yang dijadwalkan Kamis (7/1).

Namun, Roberts mengungkapkan kekecewaan dan frustrasi atas standar ganda yang sedang berlangsung di negara adidaya tersebut. "Setiap pemain yang menghubungi saya melihat hubungan yang sama dengan penembakan Blake yang dibenarkan," kata Roberts kepada ESPN.

Roberts melanjutkan, ada orang-orang yang melakukan pengkhianatan di Capitol. "Pada hari seperti ini, hal pertama yang terlintas dalam pikiran saya dan yang bisa saya katakan adalah saya bersyukur mengetahui bahwa mudah-mudahan tidak ada orang yang seperti saya yang pergi ke Capitol Hill untuk melawan ini, karena jika Anda melakukannya, Anda akan mendapatkan tanggapan berbeda dari penegak hukum. Anda tahu itu, dan saya tahu itu," jelasnya.

Adanya sentimen dan ketidakadilan rasial juga digaungkan oleh pelatih Philadelphia 76ers, Doc Rivers. "Saya akan mengatakannya karena saya rasa tak banyak orang yang mau, dapatkah Anda bayangkan hari ini jika mereka semua itu orang kulit hitam yang menyerbu Capitol dan apa yang akan terjadi?"

Reaksi atas penyerbuan Capitol juga terjadi di kandang Miami Bucks. Pertandingan terhenti beberapa saat setelah Detroit Pistons melakukan tipoff melawan tuan rumah Milwaukee Bucks. Semua 10 pemain di lapangan berhenti dan berlutut setelah tepisan bola pembukaan itu.

Selain itu, banyak atlet lain yang bereaksi terhadap tragedi Capitol di media sosial. "Benar-benar aib apa yang terjadi di US Capitol saat ini," cuit forward Cleveland Cavaliers Kevin Love di Twitter. "Dan contoh ketidakadilan yang terang-terangan tentang bagaimana penegak hukum tebang pilih dalam menangani mereka yang terlibat."

 
Berita Terpopuler