Muhammadiyah Imbau Rayakan Tahun Baru dengan Introspeksi

Islam tidak pernah menuntun Muslim untuk berhura-hura menyambut tahun baru.

Republika/Putra M. Akbar
Muhammadiyah Imbau Rayakan Tahun Baru dengan Introspeksi. Ilustrasi muhasabah.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Ketua Lembaga Dakwah Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berhura-hura, termasuk dalam setiap menyambut tahun baru. Apalagi merayakannya dengan meniup terompet.

Baca Juga

Menurutnya, ini bukan ajaran Islam. "Islam tidak pernah menuntun Muslim untuk berhura-hura dalam suasana perayaan setiap menyambut tahun baru," kata M Ziyad, Kamis (31/12).

Perintah Islam justru agar umatnya menjauhi hura-hura tersebut dan berlaku hidup sederhana, apalagi di masa pandemi seperti ini. Sebaiknya, Muslim melakukan introspeksi atas apa yang dilakukannya selama ini dan merencanakan target yang ingin dicapai di tahun berikutnya.

"Tahun baru mestinya disikapi orang Muslim dengan cara melakukan introspeksi, muhasabah. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam ayat Alquran Aurat Al-Hasyir ayat 18," kata Ziyad.

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Hasyr ayat 18).

Karena itu, dalam kesempatan ini dan dalam kondisi pandemi ini, kaum Muslimin sepatutnya lebih banyak melakukan tafakur, menghidupkan masjid dengan refleksi diri, memohon rahmat Allah SWT. "Mudah-mudahan Allah menurunkan pertolongannya sehingga pandemi ini diangkat Allah dari muka bumi, wabil khusus dari tanah Indonesia," ucapnya.

Ziyad menambahkan, merayakan tahun baru dengan meniup terompet sesungguhnya bukan ajaran Islam melainkan dari Yahudi. Begitu juga dengan membakar membakar mercon atau petasan, menurutnya tindakan itu adalah bagian dari perbuatan hura-hura yang dilarang dalam Islam.

"Dialihkan saja untuk membantu orang-orang yang dalam kesulitan ekonomi, saya kira justru tindakan yang terpuji dan sesuai dengan spirit tuntunan agama dan sesuai imbauan negara untuk tolong-menolong dan saling membantu," jelasnya.

 

Tahun baru ini, Ziyad sekali lagi menekankah agar dimanfaatkan sebagai refleksi dan muhasabah, untuk melihat keadaan dan merencanakan apa yang akan dilakukan di tahun depan agar lebih baik. "Seperti Nabi SAW menyatakan, siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia orang yang beruntung, siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin menjadi orang yang merugi, dan siapa yang hari besok lebih buruk dari hari ini maka dia orang terkutuk," ujarnya.

 
Berita Terpopuler