Akhir 2020, Bank Mandiri Prediksi Kredit Minus 1 Persen

Ketidakpastian karena pandemi mengakibatkan pelemahan permintaan kredit.

istimewa
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi pertumbuhan kredit industri perbankan mengalami kontraksi minus satu pada akhir tahun ini. Proyeksi tersebut karena sampai Oktober 2020 penyaluran kredit perbankan nasional masih terkoreksi minus 0,5 persen (yoy) menjadi Rp 5.480,3 triliun.
Rep: Novita Intan Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi pertumbuhan kredit industri perbankan mengalami kontraksi minus satu pada akhir tahun ini. Proyeksi tersebut karena sampai Oktober 2020 penyaluran kredit perbankan nasional masih terkoreksi minus 0,5 persen (yoy) menjadi Rp 5.480,3 triliun. 

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan sepanjang tahun lalu penyaluran kredit industri perbankan masih bisa mencatatkan pertumbuhan positif 6,1 persen (yoy). Namun, pada tahun ini sulit untuk bisa tumbuh positif akibat pandemi Covid-19. 

"Ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pelemahan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya berdampak pada pelemahan permintaan kredit dan penurunan kualitas kredit," ujarnya dalam risetnya, Kamis (31/12).

Menurutnya penyaluran kredit ke sektor-sektor utama seperti perdagangan, pengolahan, dan pertanian masih menurun. Adapun pertumbuhan kredit negatif pada Oktober meneruskan tren pelemahan sejak Maret 2020 yang sempat tumbuh 7,95 persen (yoy). 

 

Pada September 2020, pertumbuhan kredit masih positif sebesar 0,1 persen (yoy). Kontraksi pertumbuhan kredit secara year on year pada Oktober 2020 merupakan yang pertama sejak April 2002. 

"Secara year to date (ytd), pertumbuhan kredit pada Oktober sudah terkontraksi minus 2,4 persen, turun lebih dalam dibandingkan pertumbuhan ytd pada September 2020 sebesar minus 1,5 persen,” jelas Andry. 

Andry menyebut penyaluran kredit ke sektor-sektor utama lapangan usaha (LU) juga cenderung menurun. Adapun penyaluran kredit ke sektor perdagangan besar dan eceran yang memiliki porsi 23,9 persen dari total kredit LU pada Oktober 2020 tumbuh 0,04 persen (mom), namun terkontraksi sebesar minus 5,6 persen (yoy), dan minus 6,4 persen (ytd). 

 

Sedangkan penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan dengan komposisi 22,8 persen dari total kredit LU pada Oktober terkontraksi sebesar minus 2,0 persen (mom), minus 0,2 persen (yoy), dan minus 3,6 persen (ytd). Selain itu, penyaluran kredit ke sektor pertanian, perburuan dan kehutanan yang memiliki porsi 9,7 persen dari total kredit LU terkontraksi sebesar minus 0,8 persen (mom), namun tumbuh positif sebesar 4,9 persen (yoy), dan tumbuh 3,6 persen (ytd).

 
Berita Terpopuler