Vaksinasi Tenaga Kesehatan Dilakukan Serentak

Kawan Vaksin dibentuk hingga ke daerah untuk menyukseskan protokol kesehatan.

Seorang tenaga kesehatan (Nakes) mengenakan pelindung diri saat akan bertugas di sebuah Puskesmas di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (24/9/2020). Pemerintah Kota Pekanbaru membuka perekrutan 200 Nakes untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru COVID-19, yang juga banyak menginfeksi tenaga medis di daerah itu.

Seorang petugas kesehatan memeriksa botol vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 saat dicairkan di laboratorium di rumah sakit UZ Leuven di Leuven, Belgia, Minggu, 27 Desember 2020.

Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga kesehatan menjadi kelompok terdepan yang akan menjalani vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, vaksinasi terhadap para tenaga medis ini akan dilakukan secara serentak di 34 provinsi tanpa membedakan daerah berdasarkan risiko penularan Covid-19.

"Karena siapa pun dia, tenaga kesehatan ini, baik dia berlokasi di Aceh, di Yogya, Papua, mereka adalah sama-sama garda terdepan yang paling penting untuk kita hadapi pandemi Covid-19," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (29/12).

Presiden Joko Widodo, ujar Budi, juga secara khusus meminta agar vaksi nasi Covid-19 dilakukan dengan cermat dan hati-hati, termasuk kepada kelompok tenaga medis. Sedikitnya ada tiga pembagian kelompok prioritas vaksinasi tahun 2021 nanti.

Kelompok pertama yang akan divaksinasi adalah petugas kesehatan di 34 provinsi di Indonesia. Total ada 1,3 juta tenaga kesehatan (nakes) yang masuk daftar prioritas vaksinasi Covid-19 ini. Kelompok kedua adalah petugas publik sebanyak 17,4 juta orang. Petugas publik ini adalah pegawai pemerintah atau petugas yang memberi pelayanan kepada masyarakat di garis depan.

Sesuai lini masa yang disiapkan, dua kelompok prioritas tersebut akan diberi vaksin Covid- 19 pada periode Januari-April 2021. Bersamaan dengan itu, sambil menunggu keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), vaksin juga akan mulai diberikan kepada kelompok lanjut usia (lansia) sebanyak 21,5 juta orang.

Setelahnya, masyarakat umum di daerah yang memiliki risiko penularan tinggi akan diberi suntikan vaksin Covid-19 mulai April 2021. Jumlah target vaksinasi untuk kelompok ini adalah 63,9 juta orang. Bila jumlah vaksin memadai, vaksinasi akan diperluas lagi kepada kelompok masyarakat di daerah lain sebanyak 77,4 juta orang sesuai pendekatan klaster.

Khusus untuk vaksinasi Covid-19 bagi lansia, pemerintah memang sengaja menyelipkannya di gelombang pertama sambil menunggu keputusan BPOM. BPOM nanti akan menentukan vaksin Covid-19, termasuk jenis atau mereknya, yang aman diberikan kepada lansia. Hal itu karena uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan oleh Universitas Padjadjaran dan Bio Farma di Bandung hanya diberikan kepada relawan berusia 18-59 tahun.

Jumlah penduduk yang menjadi target vaksinasi Covid-19 di Indonesia sebanyak 181,5 juta orang. Angka itu didapatkan dari perhitungan medis untuk memperoleh kekebalan komunitas atau herd immunity. Dengan total 269 juta rakyat Indonesia, target herd immunity untuk penduduk berusia di atas 18 tahun adalah 188 juta orang.

"Dari angka itu, kalau kita keluarkan yang memiliki komorbid berat, kita keluarkan yang pernah positif Covid-19, dan kita keluarkan ibu hamil, jumlah target vaksinasi jadi 181 juta rakyat," kata Budi.


Koalisi Relawan Vaksin

Dengan mempertimbangkan kemungkinan bahwa setiap orang butuh setidaknya dua dosis vaksin dan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa setiap negara perlu menyiapkan pasokan cadangan sebesar 15 persen, total vaksin Covid-19 yang harus disiapkan pemerintah Indonesia mencapai 426 juta dosis vaksin.

Budi menyatakan, pemerintah telah mengamankan 426 juta dosis vaksin Covid-19 yang dibutuhkan itu. Saat ini terdapat lima jalur pengadaan vaksin yang sudah didapatkan pemerintah. Empat di antaranya adalah pengadaan vaksin secara bilateral dan satu pengadaan vaksin secara multilateral.

Dari empat pengadaan vaksin secara bilateral, pemerintah telah menandatangani kontrak dengan Sinovac sebesar 125 juta dosis dan memiliki opsi untuk menambah. Selain itu, pemerintah juga telah menandatangani kontrak dengan Novavax sebanyak 130 juta dosis dan memiliki opsi untuk menambah.

"Kita akan segera tanda tangani kontrak dengan Astra Zeneca untuk 100 juta dosis vaksin. Sebagian firm, sebagian opsi. Dan kita juga akan segera menandatangani kontrak dengan Biontech-Pfizer untuk 100 juta dosis vaksin, di mana 50 juta ada firm dan sisanya adalah opsional," ujar dia. Budi berharap finalisasi kerja sama dengan Astra Zeneca dan Biontech-Pfizer dapat segera diselesaikan dalam waktu dekat.

Selain itu, Indonesia juga melakukan kerja sama pengadaan vaksin secara multilateral dengan GAVI. Melalui kerja sama itu, Indonesia bisa mendapatkan vaksin gratis dengan jumlah 16 juta hingga 100 juta dosis. "Itu sebabnya mengapa kita buat kontrak dengan opsi dari supplier vaksin yang ada tadi, yang empat tadi, supaya kalau ada kepastian dari pengadaan dari GAVI yang sifatnya gratis, kita tak perlu ambil dari mereka," ucapnya.

Sebelumnya, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah membentuk Koalisi Relawan (Kawan) Vaksin. Koalisi itu tersebar di 34 provinsi Indonesia dan siap menjadi yang pertama divaksinasi bersama Presiden Joko Widodo.

Koordinator Nasional Kawan Vaksin dr Iswanto Idji mengatakan, Kawan Vaksin dibentuk hingga ke daerah untuk menyukseskan protokol kesehatan. Selain itu, gerakan ini dibentuk untuk menyikapi rendahnya literasi masyarakat terhadap vaksin hingga banyak yang lebih memercayai hoaks. "Kawan Vaksin hadir di daerah-daerah untuk mendorong literasi dan partisipasi masyarakat bidang vaksin," ujarnya, Ahad (20/12).

Iswanto juga menjelaskan, demi meyakinkan masyarakat tentang pentingnya vaksinasi Covid-19, Kawan Vaksin di tingkat pusat hingga daerah bersedia menjadi pihak pertama yang divaksinasi bersama Presiden Jokowi. Itu untuk memberi bukti kepada masyarakat bahwa vaksin yang digunakan aman dan tidak memiliki efek samping. (sapto andika candra/ dessy suciati saputri/antara, ed: fitriyan zamzami)

 
Berita Terpopuler