RI Segera Miliki Pusat Industri Baterai Kendaraan Listrik

Industri baterai kendaraan listrik akan dikembangkan oleh LG bekerja sama BUMN.

VOA
Terminal pengisian baterai kendaraan listrik (ilustrasi)
Rep: Iit Septyaningsih Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, Indonesia akan segera memiliki pusat industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia. Pengembangan industri ini akan dilakukan perusahaan Electric Vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan LG Energy Solution Ltd yang bekerja sama dengan konsorsium BUMN. 

Baca Juga

Perlu diketahui, LG Energy Solution merupakan bagian dari LG Chem, anak perusahaan dari konglomerasi LG Group. Proyek kerja sama investasi ini merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Moon Jae In di Busan pada November 2019 lalu.

BKPM bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian atau Lembaga (K/L) terkait lainnya melakukan berbagai pertemuan tindak lanjut dengan pihak LG. Serangkaian proses negosiasi yang panjang telah dilakukan, berpedoman pada prinsip saling percaya dan bertujuan saling menguntungkan. 

Berikutnya, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan LG Energy Solution di Seoul, Korea Selatan pada 18 Desember 2020. 

Penandatanganan itu disaksikan oleh Menteri Perdagangan Perindustrian dan Energi Korea Selatan Sung Yun-mo. MoU berisi tentang kerjasama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri prekursor dan katoda dengan nilai rencana investasi mencapai 9,8 miliar dolar AS. 

"MoU menjadi sinyal keseriusan yang sangat tinggi dari pihak LG dan Pemerintah Indonesia demi mengembangkan industri baterai terintegrasi. Pada masa pandemi yang begitu penuh tantangan, keberhasilan ini merupakan kepercayaan luar biasa terhadap Indonesia. Nilai investasinya fantastis untuk satu korporasi, yaitu mencapai 9,8 miliar, dolar AS,” ujar Bahlil dalam konfrensi pers virtual, Rabu (30/12).

 

Sebagai informasi, Kementerian BUMN telah menyiapkan konsorsium MIND ID, terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, dan PT Perusahaan Listrik Negara. MIND ID akan berkolaborasi dengan LG. 

Menteri BUMN Erick Thohir pun memastikan investasi ini berjalan dari sisi produksi dan juga memiliki pasar di dalam dan luar negeri. “Investasi LG akan bermitra dengan konsorsium baterai BUMN di seluruh rantai pasok produksi. Pada pelaksanaannya akan ditindaklanjuti dengan studi bersama (joint study) untuk mengukur secara detail kerja sama yang akan dilakukan kedua pihak dari sektor hulu sampai hilirnya,” jelas Bahlil. 

Sebagian proyek nantinya akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah yang sudah ditinjau oleh Presiden Jokowi pada akhir Juni lalu. Kawasan industri seluas 4.300 ha ini merupakan percontohan kerja sama pemerintah dan BUMN dalam menyediakan lahan yang kompetitif dari sisi harga, konektivitas, dan tenaga kerja. 

Rencananya, sebagian baterai yang dihasilkan dari proyek ini akan disuplai ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu ada dan dalam waktu dekat. Kemudian akan segera memulai tahap produksi. 

Bahlil menegaskan, pengembangan industri baterai listrik terintegrasi merupakan langkah konkret yang sesuai target Presiden Jokowi guna mendorong transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. Hilirisasi pertambangan merupakan salah satu wujud transformasi tersebut. 

 
Berita Terpopuler