Efek Keparahan Akibat Strain Baru Corona Belum Terungkap

Penelitian efek keparahan Covid-19 akibat strain baru virus corona masih terbatas.

CDC via AP
Virus corona tipe baru penyebab Covid-19 (Ilustrasi). Virus corona yang telah bermutasi ditemukan di Inggris pada Desember dan berpotensi menyebar ke Indonesia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, efek keparahan penyakit akibat strain (galur) baru SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 belum dapat disimpulkan. Ia menjelaskan, penelitian terkait hal itu masih sangat terbatas.

"Sampai sekarang, penelitian untuk melihat efek keparahan penyakit akibat strain ini masih sangat terbatas, sehingga belum dapat disimpulkan terlebih dulu," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.

Wiku menyampaikan, mutasi SARS-CoV-2 terbaru secara signifikan memiliki kemampuan transmisi yang lebih besar hingga mencapai 70 persen. Kemunculannya linier dengan semakin tingginya aktivitas sosial, termasuk berkerumun.

Sejauh ini, pemerintah melalui Satgas Penanganan Civud-19 sudah mengeluarkan surat edaran yang melarang warga negara asing masuk ke Tanah Air mulai 1-14 Januari 2020, untuk mengantisipasi masuknya varian baru SARS-CoV-2 tersebut. Wiku mengatakan, kebijakan pemerintah selama pandemi akan sangat dinamis dalam rangka penyesuaian terhadap perkembangan yang terjadi.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler