Kekhawatiran Permintaan Berlanjut, Harga Minyak Turun

Pertemuan Opec Plus pada awal tahun ini juga membayangi harga minyak di pasar.

AP Photo/Charlie Riedel
Harga minyak turun pada akhir perdagangan Senin (28/12), karena kekhawatiran tentang melemahnya permintaan bahan bakar berlanjut.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak turun pada akhir perdagangan Senin (28/12), karena kekhawatiran tentang melemahnya permintaan bahan bakar berlanjut. Prospek produksi OPEC Plus yang lebih tinggi melebihi optimisme atas paket stimulus Amerika Serikat juga menjadi sentimen negatif bagi harga minyak.

Baca Juga

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari menetap di 50,86 dolar AS per barel, jatuh 43 sen atau 0,84 persen, setelah diperdagangkan setinggi 52,02 dolar AS di awal sesi. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada 47,62 dolar AS per barel, turun 61 sen atau 1,26 persen.

Presiden Donald Trump pada Ahad (27/12) malam menandatangani rancangan undang-undang pengeluaran pemerintah dan paket bantuan Covid-19 menjadi undang-undang, mencegah penutupan pemerintah dan memberikan bantuan kepada individu dan bisnis saat pandemi memburuk. Ini mendorong harga minyak menguat pada awal sesi perdagangan.

Tetapi varian baru virus di Inggris telah menyebabkan pembatasan pergerakan diberlakukan kembali, memukul permintaan jangka pendek dan membebani harga, sementara rawat inap dan infeksi melonjak di beberapa bagian Eropa dan Afrika.

 

“Kami terus fokus pada pandemi ini dan apa yang akan terjadi pada Januari,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

Pertemuan 4 Januari dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, juga membayangi pasar. "Sementara banyak fokus akan tetap pada sisi permintaan dari keseimbangan minyak global minggu ini dan memasuki tahun baru, sisi pasokan dari keseimbangan tersebut mendapatkan lebih banyak perhatian bulan depan setelah OPEC Plus menaikkan kelonggaran produksinya," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates di Houston.

 

OPEC Plus menetapkan untuk meningkatkan produksi sebesar 500.000 barel per hari pada Januari dan Rusia mendukung peningkatan lain dengan jumlah yang sama pada Februari.

 
Berita Terpopuler